Iniloh Penyebab Sebagian Besar Kegagalan Dalam Kehidupan, Hal Sederhana Tapi Mematikan!
Kalangan Sendiri

Iniloh Penyebab Sebagian Besar Kegagalan Dalam Kehidupan, Hal Sederhana Tapi Mematikan!

Puji Astuti Official Writer
      3671

Bilangan 13:27-29

Mereka menceritakan kepadanya: "Kami sudah masuk ke negeri, ke mana kausuruh kami, dan memang negeri itu berlimpah-limpah susu dan madunya, dan inilah hasilnya. Hanya, bangsa yang diam di negeri itu kuat-kuat dan kota-kotanya berkubu dan sangat besar, juga keturunan Enak telah kami lihat di sana. Orang Amalek diam di Tanah Negeb, orang Het, orang Yebus dan orang Amori diam di pegunungan, orang Kanaan diam sepanjang laut dan sepanjang tepi sungai Yordan."

Bacaan Alkitab Setahun Mazmur 59; Markus 9; 2 Tawarikh 29-30

Seorang teman menceritakan kepada saya bahwa putranya tidak bisa gagal pada ujian sekolahnya. Dia unggul di kelasnya, tetapi ketika harus menjalani ujian, pikirannya menjadi kosong dan dia gagal. Inilah alasan mengapa ia melakukan hal yang sangat buruk di kelasnya. Pemeriksaan medis tidak mengungkapkan alasan yang dapat didiagnosis atas kondisi putranya tersebut.

Dalam perjalanan waktu, putranya memutuskan untuk percaya kebohongan ini. Selama bertahun-tahun, kekalahan menjadi terukir di benaknya seperti sungai yang mengukir dirinya sendiri melalui sela-sela gunung. Lebih dalam dan lebih dalam mengalir. Kemudian itu menjadi kenyataan yang ia percaya, yang mencengkeram kakinya seperti bola besi dan rantai, dan akhirnya, jadi alasan untuk gagal.

Alasan dalam hidup kita memberi kita izin untuk menerima sesuatu yang jelek pada hal  Tuhan sudah menyediakan yang terbaik dan membenarkan kekurangan kita. Kita menyalahkan sesuatu atau orang lain atas nasib kita yang kurang berhasil dalam hidup ini. Itu tidak pernah salah kita. Kita menandai rasa tidak aman kita. Kita menyatakan bagaimana itu selalu untuk kita , untuk keluarga kita. Kita menghirup status quo dan menghembuskan hal yang biasa.

Sebagian besar kegagalan berasal dari sejarah berbagai alasan dan kurangnya ketekunan.

Pintu tertutup tidak selalu berarti TIDAK. Kebanyakan yang mereka maksudkan adalah bahwa Tuhan memiliki pintu yang lebih besar dan lebih baik. Kita harus bergerak maju dan terus mengetuk.

Mintalah, maka akan diberikan kepadamu; carilah, maka kamu akan mendapat; ketoklah, maka pintu akan dibukakan bagimu.. (Matius 7: 7)

Kita begitu terbenam di masa lalu sehingga kita tidak bisa melihat harapan menatap kita melalui jendela-jendela kotor dari keterbatasan kita sendiri. Kita membangun dinding imajiner dan membatasi diri. Kita bisa begitu terjebak dalam rutinitas alasan kita bahkan membuat alasan untuk alasan kita.

Alkitab dikotori oleh pembuat alasan, dimulai dengan Hawa mengklaim itu semua kesalahan ular yang menipu dia.

Kemudian berfirmanlah TUHAN Allah kepada perempuan itu: "Apakah yang telah kauperbuat ini?"

Jawab perempuan itu: "Ular itu yang memperdayakan aku, maka kumakan." (Kejadian 3:13)

Tuhan berkata cukup!

Sudah waktunya untuk menerima kemenangan yang Tuhan sediakan bagi kita. Kita dapat menanggung segala perkara karena Kristus yang memberi kita kekuatan! Dia dapat memberi kita kualifikasi supernatural. Dia dapat menyebabkan kita berada di tempat yang tepat pada waktu yang tepat.

Percayai Firman Tuhan dan rencana yang Dia miliki untuk hidup kita! Rencana Tuhan mengatakan bahwa Dia akan memberi kita harapan baru dan masa depan yang cerah. Kesuksesan pada akhirnya akan datang kepada kita ketika impian kita menjadi lebih besar dari alasan kita.

Melalui Kristus, kita dibuat baru dan utuh dalam setiap bidang kehidupan kita. Kita perkatakan kehidupan kepada diri kita. Biarkan janji-janji Allah menetap di hati kita, nyatakan kebenaran ini, dan biarkan itu menggantikan penyesalan dan rasionalisasi kita.

Ketika kita melepaskan alasan kita, maka kita akan mendapatkan hasil kita.

Firman TUHAN datang kepadaku, bunyinya:

"Sebelum Aku membentuk engkau dalam rahim ibumu, Aku telah mengenal engkau, dan sebelum engkau keluar dari kandungan, Aku telah menguduskan engkau, Aku telah menetapkan engkau menjadi nabi bagi bangsa-bangsa."

Maka aku menjawab: "Ah, Tuhan ALLAH! Sesungguhnya aku tidak pandai berbicara, sebab aku ini masih muda."

Tetapi TUHAN berfirman kepadaku: "Janganlah katakan: Aku ini masih muda, tetapi kepada siapapun engkau Kuutus, haruslah engkau pergi, dan apapun yang Kuperintahkan kepadamu, haruslah kausampaikan. Janganlah takut kepada mereka, sebab Aku menyertai engkau untuk melepaskan engkau, demikianlah firman TUHAN." (Yeremia 1: 4-8)

Hak Cipta © 2015 oleh Nina Keegan. Digunakan dengan izin.

Ikuti Kami