Bersyukur Adalah Sikap dan Pilihan Hidup. Kamu Ada di Bagian Mana?
Kalangan Sendiri

Bersyukur Adalah Sikap dan Pilihan Hidup. Kamu Ada di Bagian Mana?

Naomii Simbolon Official Writer
      5856

1 Tesalonika 5:18

“Mengucap syukurlah dalam segala hal, sebab itulah yang dikehendaki Allah di dalam Kristus Yesus bagi kamu.”

 

 

Bacaan Alkitab Setahun : Mazmur 7; Wahyu 13; Nehemia 6-7

 

Thanksgiving adalah tentang sikap dan respon.

Kita berbicara mengenai ucapan syukur atas apa yang  kita miliki dan harus melakukannya.  Tetapi tampaknya, semakin banyak yang kita miliki, semakin kita terdorong untuk berterima kasih kepada diri kita sendiri.

Ribuan tahun yang lalu, Musa memperingatkan bangsa Israel  tentang hal ini ketika ia berkata,

"Hati-hatilah, supaya jangan engkau melupakan TUHAN, Allahmu, dengan tidak berpegang pada perintah, peraturan dan ketetapan-Nya, yang kusampaikan kepadamu pada hari ini; dan supaya, apabila engkau sudah makan dan kenyang, mendirikan rumah-rumah yang baik serta mendiaminya, dan apabila lembu sapimu dan kambing dombamu bertambah banyak dan emas serta perakmu bertambah banyak, dan segala yang ada padamu bertambah banyak, jangan engkau tinggi hati, sehingga engkau melupakan TUHAN, Allahmu, yang membawa engkau keluar dari tanah Mesir, dari rumah perbudakan," (Ulangan 8:11-14)

Musa juga  mencatat dalam ayat berikutnya, tentang gimana Allah memimpin bangsa Israel, "dan yang memimpin engkau melalui padang gurun yang besar dan dahsyat itu, dengan ular-ular yang ganas serta kalajengkingnya dan tanahnya yang gersang, yang tidak ada air. Dia yang membuat air keluar bagimu dari gunung batu yang keras, dan yang di padang gurun memberi engkau makan manna, yang tidak dikenal oleh nenek moyangmu, supaya direndahkan-Nya hatimu dan dicobai-Nya engkau, hanya untuk berbuat baik kepadamu akhirnya." (Ulangan 8:15-16)

Musa meramalkan bahwa setelah mereka memasuki Tanah Perjanjian, mereka akan menghasilkan banyak makanan, mendapatkan rumah yang bagus dan kekayaan. Sama seperti  kita. Dia berkata,

"Maka janganlah kaukatakan dalam hatimu: Kekuasaanku dan kekuatan tangankulah yang membuat aku memperoleh kekayaan ini. Tetapi haruslah engkau ingat kepada TUHAN, Allahmu, sebab Dialah yang memberikan kepadamu kekuatan untuk memperoleh kekayaan, dengan maksud meneguhkan perjanjian yang diikrarkan-Nya dengan sumpah kepada nenek moyangmu, seperti sekarang ini. (Ulangan 8:17-18)

Bersyukurlah atas kemampuan kita dalam mendapatkan apa yang kita miliki.

Berabad-abad kemudian, Nabi Hosea berbicara kepada Tuhan, katanya,

"Ketika mereka makan rumput, maka mereka kenyang; setelah mereka kenyang, maka hati mereka meninggi; itulah sebabnya mereka melupakan Aku." (Hosea 13:6)

Sekarang, berabad-abad setelah Hosea, kamu dan saya masih melihatnya dimanapun kita memandang bukan?

Bersyukur adalah sikap yang seharusnya kita pilih. Semakin banyak yang kita miliki, kita cenderung sulit berterima kasih bahkan kemungkinan melupakan Tuhan. Karena semua hal mendominasi perhatian kita dimana kita harus  memperhatikannya. Kita harus menjaganya, kita harus memastikannya aman dan kita berharap bahwa tidak ada yang salah dengan itu dan kita pun jatuh cinta kepada hal itu.

Kecuali kita berhati-hati  kita akan jatuh ke dalam pola pikir yang serupa yaitu, cuma sedikit lebih banyak.

Alih-alih berterima kasih, kita malah pergi ke mal dan membeli banyak barang di Black Friday. Nggak cukup sampai disana, kita juga melakukan hal yang sama  di hari Kamis, kemudian para para kapitalis yang menciptakan Black Friday memberi nama baru untuk Thanksgiving  sebagai Grey Thursday. Karena kita sudah memotong  Cyber Monday

Kosa kata ini menunjukkan kegilaan  gaya hidup konsumtif yang Hosea dan Musa,  bahkan Allah sendiri mengutuknya.

Siapapun yang berpikir akan melihat  tipuan yang dilakukan oleh para pedagang dalam mengejar uang dan materialis  dalam mengejar lebih banyak barang.  Kedua sikap  pengejaran uang dan barang itu karena sikap yang kita  pilih.

Thanksgiving  sama dengan respon dan pilihan. Ketika kita bersyukur, kita akan merasa berbahagia karena kita fokus pada apa yang kita miliki bukan kepada apa yang tidak kita miliki. Kita merasa damai dan puas karena kita menyadari betapa banyak yang kita miliki, mungkin melebihi dari apa yang kita pikirkan.

Kita merasa bebas karena kita sadar bahwa kita nggak benar-benar membutuhkan semua hal yang membuat kita tergoda, yang pada waktunya akan membantu kita  untuk bebas dari hutang.  Dan  karena semua itu kita bisa bersyukur.

Bersyukur itu ibadah sebuah cahaya di dunia yang gelap. So, jadilah terang sebab dunia membutuhkanmu.

Tuhan, semoga aku selalu membawa sikap sederhana dan bersyukur. Jauhkanlah aku dari kepuasan terhadap diri sendiri atau sombong dengan apa yang kumiliki. Biarkanlah aku selalu menemukan kekayaanku di dalam-Mu. Amen.

Hak Cipta © 2014, Peter Lundell. Digunakan dengan izin.

 

Ikuti Kami