Emang Tuhan Beneran Baik? Kalau Iya, Terus Kenapa?
Kalangan Sendiri

Emang Tuhan Beneran Baik? Kalau Iya, Terus Kenapa?

Inta Official Writer
      3308

1 Tawarikh 16:34

Bersyukurlah kepada TUHAN, sebab Ia baik! Bahwasanya untuk selama-lamanya kasih setia-Nya.

Bacaan Alkitab setahun: Amsal 5; Yohanes 15; 1 Tawarikh 23-24

Pertanyaan di atas datang ketika saya mendapatkan banyak undangan pertunangan belakangan ini. Dari awal musim semi sampai musim panas, Facebook saya dipenuhi dengan gambar-gambar jari manis yang lengkap dengan cincin yang melingkar, juga pasangan yang tersenyum bersama-sama. Mereka kemudian menuliskan hal yang sama: God is good! Tuhan itu sungguh baik!

Saya sama sekali tidak meragukan perkataan tersebut, pun dua orang yang datang bersama untuk akhirnya memutuskan terikat dalam tali pernikahan. Tentu saja hal ini merupakan sesuatu yang patut dirayakan.

Tapi, pertanyaan saya, kalau kita menyebut Tuhan baik ketika segala sesuatu berjalan dengan baik, sesuai dengan rencana, apakah itu berarti Tuhan tidak baik kalau segala sesuatunya tidak berjalan dengan baik? Kalau kita mendengar lonceng pernikahan berdering, sementara yang lainnya ada yang melayangkan surat cerai, apakah Tuhan kemudian berubah jadi jahat?

Pertanyaan tadi mengantarkan saya untuk langsung membuka ALkitab dan meluangkan waktu untuk mempelajari kata 'baik'. Kalau boleh dibilang, Alkitab menuliskan banyak 'kebaikan' di dalamnya. Kalau dalam versi King James, Bible Gateway, mereka menemukan kata ini lebih dari 700 referensi.

Hal pertama yang saya dapatkan adalah bahwa Tuhan merupakan hakin tertinggi untuk apa yang baik. Dia adalah orang pertama yang menyatakan sesuatu itu baik ketika, dalam Kejadian 1, Dia menyebut ciptaan menjadi ada.

Sebelum kita dapat menyebutkan seseorang atau situasi itu baik, kita harus melihat kepada Tuhan. Dan, kalau memang itu masalahnya, mungkin kita perlu melihat kembali definisi kebaikan dari Tuhan. Saya yakin kalau ini mencakup banyak hal, tetapi ini yang saya pelajari sejauh ini.

Baik adalah sesuatu atau seseorang yang sempurna. Sekarang, sebelum kita berpikir bahwa kita telah kalah dalam pertempuran itu, mari kita bongkar pernyataannya. 'Sempurna' yang dikatakan dalam Alkitab bukanlah berareti 'tanpa cacat'. Ini sebenarnya berarti 'lengkap'. Sesuatu menjadi sempurna ketika selesai dan utuh. Sekali lagi, lihatlah penciptaan. Tuhan menyatakan kalau setiap ciptaan itu baik ketika Ia sudah selesai.

Baik juga berarti melimpah. Alkitab sering menggunakan kata 'baik' sebagai sebuah kata sifat yang bisa diterjemahkan menjadi 'banyak' atau 'sangat'. Lihat dalam Yosua 1. Allah tidak hanya memohon agar prajurit muda ini menjadi kuat tetapi juga untuk meneguhkan hatinya (Yosua 1:9).

Suatu hal yang baik seharusnya tidak menunjukkan tanda-tanda kekurangan, kebaikan itu meluap-luap atau melimpah. Itulah sebabnya Tuhan berkata bahwa tidak baik kalau Adam sendirian di Taman Eden (Kejadian 2:18).

Dia kekurangan, jadi Tuhan memberinya Hawa. Itulah gunanya. Baik berarti memberikan sesuatu lebih banyak dari apa yang kita butuhkan untuk tetap selaras dengan Tuhan dan untuk melakukan kehendak-Nya.

Baik secara moral yang benar. Daud menyesali orang-orang jahat pada zamannya dengan mengatakan dalam Mazmur 14:3, "Mereka semua telah menyeleweng, semuanya telah bejat; tidak ada yang berbuat baik, seorang pun tidak."

Namun, dalam Mazmur 25:8 ia melanjutkan, "Ya, semua orang yang menantikan Engkau takkan mendapat malu; yang mendapat malu ialah mereka yang berbuat khianat dengan tidak ada alasannya."

Kita memahami kalau lawan kata dari kebaikan adalah kejahatan, dan berbuat baik merupakan sebuah pilihan yang harus kita lakukan. Tuhan telah memberikan kita kemampuan untuk melakukan hal yang benar sebagai sumber utama dari apa yang baik.

Jadi, apakah Tuhan benar baik? Mungkin kita harus merenungkan kembali pernyataan tersebut. Pertama dan terutama, mari kita keluar dari konteks agar permintaan kita dikabulkan. Ketika doa-doa kita dijawab, Tuhan itu baik. Tetapi kebaikan Tuhan itu tidak dimulai atau berakhir di sana.

Apakah Tuhan memberikan kelimpahan? Benar. Dia tidak bisa ditahan dalam batasan ruang dan waktu. Dia memiliki ternak di seribu bukit (Mazmur 50:10). Kasih Tuhan tidak terbatas, dan kemurahanNya bertahan selamanya. Dia adalah  Pribadi yang utuh dan selalu lebih dari yang kita butuhkan.

Apakah pengajaranNya itu benar? Tentu saja. Tuhan bahkan menulis sebuah buku soal moral atau bagaimana kita harus bersikap.

Jadi, jawabannya adalah ya. Terlepas dari pasang surut yang kita alami. Baik saat kita bersukacita di puncak gunung atau sedang berkabung di lembah. Tuhan itu baik. Dan kebaikanNya merupakan sebuah landasan yang cukup kuat untuk membangun iman kita.

Dikutip dan diterjemahkan dari tulisan CBN.

Ikuti Kami