Mazmur 69: 1-2
Selamatkanlah aku, ya Allah, sebab air telah naik sampai ke leherku! Aku
tenggelam ke dalam rawa yang dalam, tidak ada tempat bertumpu; aku telah
terperosok ke air yang dalam, gelombang pasang menghanyutkan aku.
Bacaan Alkitab Setahun: Mazmur 112; Lukas 24; Hakim-Hakim 11-12
Titanik adalah kapal laut terbesar dan termewah dijamannya dan
diklaim ‘tidak akan tenggelam’. Selama pelayaran pertamanya dari Inggris ke New
York City, kapal ini tiba-tiba menabrak gunung es yang kejadiannya terjadi pada 14 April 1912 pukul 11.40 malam.
Setelah dua setengah jam kemudian, kapal itu dipenuhi air dan
akhirnya tenggelam. Kapal Titanik yang membawa sekoci hanya bisa mengangkut sekitar 2200 penumpang dan awaknya saja. Sementara 1500 orang lainnya tewas.
Banyak orang yang berasumsi bahwa gunung es itu sudah merobek
lambung kapal dan menimbulkan kerusakan yang parah. Saat bangkai kapal itu
ditemukan pada tahun 1985, para peneliti mengetahui bahwa lambung kapal Titanik
tersebut terbuat dari baja yang sudah rapuh di perairan Atlantik Utara yang
dingin. Hal inilah yang diyakini membuat lambung kapal mudah robek saat tabrakan.
Beberapa orang menduga kalau kapal Titanik ini melakukan perjalanan ke suatu
daerah dalam waktu yang sangat singkat dan kemungkinan untuk berhadapan dengan gunung es sangat besar.
Di dalam Alkitab dituliskan tentang kisah Yesus berjalan di atas
air. Saat murid-murid-Nya melihat hal itu, salah satu dari mereka yaitu Petrus takjub
dan ingin menghampiri Dia. Petrus lalu mulai melangkah keluar dari perahu dan mulai
berjalan di atas air. Tapi saat dia mulai menyadari hempasan gelombang air yang besar, dia menjadi takut dan akhirnya tenggelam (Matius 14: 25-30).
Seperti Petrus, kita mungkin pernah mencapai prestasi-prestasi
yang hebat dan luar biasa dengan bantuan Tuhan. Tapi kemudian kita menoleh pada
keadaan kita yang menakutkan. Iman kita pun mulai goyah, dan akhirnya tenggelam dalam perasaan takut itu.
Di sisi lain, kita juga melihat keberhasilan kita dan mengabaikan
kebutuhan untuk menjaga pertumbuhan rohani kita. Kita mungkin mulai merasa tidak bisa tenggelam, seperti Titanik.
Tapi selalu ada bahaya tersembunyi yang bisa merusak kesaksian
dan pelayanan kita. Satu-satunya cara untuk menavigasi kehidupan dengan aman
adalah dengan menjaga mata kita supaya tetap fokus kepada Yesus, bukan kepada diri
kita sendiri atau keadaan di sekitar kita. Dia yang akan membantu kita menyelesaikan
pekerjaan kita, kondisi itu hanyalah puncak gunung es yang tidak akan bisa merobek kita.
Saat Daud berada dalam kondisi terjepit, dia terus berseru kepada
Tuhan untuk meminta pertolongan. “Selamatkanlah aku, ya Allah, sebab air telah
naik sampai ke leherku! Aku tenggelam ke dalam rawa yang dalam..” (Mazmur 69:
1-2a). Dia meminta Tuhan untuk menyelamatkannya dari air banjir yang sudah mencapai lehernya.
Apakah saat ini kamu sepertinya sedang berhadapan dengan gunung es yang hendak menghantammu? Peganglah setirmu dan pandanglah kepada Tuhan.
Hak Cipta Dianne
Neal Matthews, diterjemahkan dari Cbn.com