Yohanes 4:
34-35
"Makanan-Ku
ialah melakukan kehendak Dia yang mengutus Aku dan menyelesaikan pekerjaan-Nya.
Bukankah kamu mengatakan: Empat bulan lagi tibalah musim menuai? Tetapi Aku
berkata kepadamu: Lihatlah sekelilingmu dan pandanglah ladang-ladang yang sudah
menguning dan matang untuk dituai.
Bacaan Alkitab Setahun: Mazmur 107; Lukas 19; Hakim-Hakim 1-2
Di suatu pagi,
saat aku keluar rumah. Aku disambut dengan kesejukan di musim gugur. Biasanya,
aku akan menyalakan lampu di samping pintu supaya tak tersandung tangga. Tapi
pagi itu lantai sudah dipenuhi cahaya walaupun mentari pagi baru akan muncul berjam-jam
kemudian. Saat aku berjalan ke ujung pintu, aku melihat sumber cahaya itu, sebuah bulan penuh.
Tuhan ada
dalam setiap detail kehidupan kita. DDia merancang bulan untuk memberian cahaya
tambahan di musim gugur, sebagai pertanda musim panen. Pekerja cadangan dipekerjakan
dan setelah semua hasil panen dikumpulkan, biasanya ada perayaan yang digelar sebagai ucapan syukur bersama dengan para pekerja.
Yesus sering
sekali mengajar dengan memakai perumpamaan waktu bekerja dan ilustrasi bertani yang
berlimpah di Alkitab. Dia melilih masa bercocok tanam dan musim panen sebagai
ilustrasi tentang waktu penginjilan, membawa jiwa dan membimbing mereka. Dalam Matius 9, Yesus mengingatkan para murid kebutuhan akan lebih banyak penuai.
“Maka kata-Nya kepada murid-murid-Nya: "Tuaian
memang banyak, tetapi pekerja sedikit. Karena itu mintalah kepada tuan yang
empunya tuaian, supaya Ia mengirimkan pekerja-pekerja untuk tuaian itu." (Matius 9: 37-38)
Lebih dari
sebelumnya, ada kebutuhan bagi para pekerja yang bersedia menabur dan memanen di
ladang-ladang rohani. Tapi kenapa rasanya sulit sekali membagikan iman percaya kita ke orang-orang?
Alasan yang
pertama adalah karena ‘rasa takut’. Seperti
tetanggaku yang suatu kali tersandung saat berlari bersama denganku. Setelah
kejadian itu, dia memilih olahraga di garasinya saja dengan peralatan olahraganya
sendiri. Suatu kali Roh Kudus mendorongku untuk menghampiri dia ke rumahnya dan
memberitahukan dia tentang Yesus. Aku kemudian melakukan kesalahan fatal,
dimana aku melanggar batasan privasinya yang aku belum terlalu tahu. Sejak itu,
aku sering kali berjalan dengan menghindari rute dari depan rumahnya. Aku merasa
bersalah. Tapi suatu hari saat aku melewati rumahnya, mobil-mobil macet di
jalan masuk. Sebuah karangan bunga hitam yang sangat menyedihkan tergantung di pintu
depannya. Pria itu meninggal dunia dan aku membiarkan rasa takutku menghalangiku untuk melakukan sesuai dengan perintah Tuhan.
Kedua, 'merasa tak mampu'. Setan mencuri keyakinan,
meyakinkan kita kalau kita tak cukup pintar, tak cukup kompeten, tak cukup
bijaksana. Tuhan memberi Musa sebuah tugas dan dia berkata kepada Tuhan bahwa dia
tak mungkin melakukannya. Bahkan saat Tuhan berjanji untuk membantunya, Musa
tetap menolak perintah itu. Tuhan pun marah. Dia kecewa karena kita tak cukup mempercayaiNya dalam iman atau tak mau mendengarkan saat Dia menyuruh kita.
Ketiga, 'melanggar privasi'. Dunia membomboardir kita
dengan pandangan bahwa setiap orang punya hak untuk menganut keyakinan rohaninya
masing-masing. Salah besar kalau kita memaksakan pesan injil atau menyinggung pembicaraan
soal Tuhan kepada orang-orang yang tidak percaya. Tapi sebenarnya saat kita menceritakan
campur tangan Tuhan dalam hidup kita ke rekan-rekan kerja kita di kantor sama
sekali tidak memaksa seseorang untuk menerima Tuhan yang kita percayai. Pengalaman
pribadimu adalah kisahmu pribadi dan orang lain bisa mengenal Yesus setelah kamu menceritakannya kepada mereka.
Keempat, ‘menyodorkan orang lain’ untuk melakukannya.
Seringkali kita rahu untuk membagikan iman kita karena kita menganggap orang
lainlah yang punya panggilan untuk melakukannya. Tapi bayangkan kalau ternyata orang
lain juga berpikiran yang sama denganmu? Tuhan menunjukkan kepadaku bahwa membagikan
iman adalah ungkapan kasihku kepadaNya. Saat kita bersemangat akan sesuatu dalam
hidup kita, kita biasanya tidak akan menunggu orang lain tapi kita akan melakukannya sendiri dengan segera.
Dalam Roma 1:
16, Rasul Paulus menyampaikan, “Sebab aku
mempunyai keyakinan yang kokoh dalam Injil, karena Injil adalah kekuatan Allah
yang menyelamatkan setiap orang yang percaya, pertama-tama orang Yahudi, tetapi juga orang Yunani.”
Lihatlah
ladang sudah menguning dan siap untuk dituai. Ladang itu bisa jadi adalah rekan
kerja, tetangga atau teman lamamu. Jadi, singsingkan lengan bajumu, bekerjalah dan nikmati hasil tuaian yang melimpah.
Hak Cipta Candy
Arrington, diterjemahkan dari Cbn.com