Kejadian 16:6
Kata Abram kepada
Sarai: "Hambamu itu di bawah kekuasaanmu; perbuatlah kepadanya apa yang
kaupandang baik." Lalu Sarai menindas Hagar, sehingga ia lari meninggalkannya.
Bacaan Alkitab Setahun: [kitab]mazmu13[/kitab]; [kitab]matiu13[/kitab]; [kitab]kejad25-26[/kitab]
Hagar
yang menyedihkan. Dibawa ke kamar pria, tetapi tidak pernah masuk ke dalam
hatinya; dilepaskan oleh nyonyanya, tetapi tidak pernah dibebaskan. Ketika
Hagar menyadari bahwa usahanya untuk mencapai puncak gagal, ia pun lari. Saya
membayangkan bahwa Hagar tidak pernah merasa begitu sendirian seperti saat itu. Mungkin saat kabur dia berpikir, "Tidak ada yang
akan merindukan saya." Atau, "Jika saya melarikan diri, maka mereka akan merindukan saya."
Ketika Hagar diperlakukan sebagai barang bawaan, dia merasa terhina. Ketika
Sarai memandang hina, dia menanggapi dengan cara merasa terintimidasi. Saat
Hagar diganggu, dia kabur. Sama seperti di Taman Eden, semua yang dibutuhkan
oleh musuh adalah satu orang yang mendapat gigitan pertama untuk menggerakkan reaksi berantai yang tragis.
Bagi Hagar, melarikan diri kemungkinan menawarinya ilusi sementara untuk memegang kendali. Bahkan jika dia
tidak tahu ke mana dia pergi, setidaknya dia bisa merasakan untuk menentukan arah mana yang harus diambil. Tidak
sulit bersimpati dengan krisis identitas Hagar. Dia kemungkinan diambil oleh
Sarai pada usia muda. Sekarang, tanah airnya adalah suatu kenangan yang jauh,
bersamaan dengan dewa-dewa pagannya. Dia tidak memiliki hubungan nyata dengan
ayah dari anaknya, dan nyonyanya mungkin akan menyukai Hagar untuk menghilang begitu
saja. Oleh karena tidak memiliki rumah tinggal, tidak mengherankan bahwa Hagar
tidak tahu bagaimana menjawab secara penuh pertanyaan Malaikat Tuhan di
Kejadian 16:8, "... darimanakah datangmu dan ke manakah pergimu?" (Kejadian 16:8a)
Baca Juga: Belajar Dari Abraham, Orang Kaya yang Suka Memberi
Walaupun Tuhan tidak selalu memanggil kita ke jalan yang mudah, jalan-Nya
selalu bisa dipercaya. Terlepas dari bagaimana perasaan Hagar, Alkitab
meyakinkan kita bahwa dia tidak pernah sendiri. Tuhan tidak hanya melihat Hagar
dalam penderitaannya, tetapi Ia menghiburnya dengan sebuah janji yang menakjubkan. “Lagi kata Malaikat TUHAN itu kepadanya:
"Aku akan membuat sangat banyak keturunanmu, sehingga tidak dapat dihitung karena banyaknya."" (Kejadian 16:10)
Hagar adalah
satu-satunya wanita di dalam Alkitab yang kepadanya Tuhan secara pribadi menjanjikan banyak keturunan. Meskipun Sarai
pasti akan diberkati dengan janji yang serupa dan jauh lebih luas, Tuhan menganugerahi
Hagar berkat pribadi yakni "banyak orang" yang artinya tidak dapat
dihitung. Hagar juga satu-satunya orang di seluruh Alkitab yang memberi nama kepada Tuhan, "Engkaulah Allah yang telah melihat saya" (Kej 16:13).
Betapa
berharganya! Di tengah padang gurun dan luka parahnya, Hagar tahu bahwa dia
dikenal dan dikasihi. Perjumpaannya dengan Tuhan memberinya keberanian untuk
menyerahkan kontrol, mematuhi perintah-Nya, dan kembali ke majikannya - tetapi dia tidak kembali dengan pribadi yang sama. Dia punya suara. Dan dia punya tempat. Meskipun dia akan tetap
diingat pelayan dari Sarai, Hagar juga akan dikenal sebagai ibu dari anak
Abraham, yang Tuhan sendiri memberikan nama yakni Ismael, yang berarti,
"Tuhan mendengar" (Kejadian 16:11). Suatu waktu kita melihat budak
pelarian yang tertindas; Pada waktu berikutnya, kita melihat seorang hamba
Allah yang gagah berani. Tidak ada orang yang ketika bertemu Tuhan, hidupnya tidak berubah.
Sepanjang hidup kita, kamu dan saya akan menghadapi tantangan di mana kita tergoda untuk menempuh jalan kita sendiri. Ini
mungkin tampak seperti kita lah memegang kendali, tetapi kenyataannya kontrol
itu adalah ilusi. Kita semua bergantung kepada Tuhan untuk segala hal; Bahkan
nafas kita pun berasal dari-Nya (Kejadian 2:7). Kebenarannya adalah bahwa saat kamu
dan saya menolak kedaulatan Allah, kita menghalangi kemampuan kita sendiri
untuk mengalami kedamaian-Nya - hal yang paling didambakan oleh hati kita. Namun
puji Tuhan bahwa Dia tidak meninggalkan kita di tengah padang gurun dan luka-luka kita - tetapi dengan rela hati mengejar kita di sana!
"Ke mana aku dapat pergi menjauhi roh-Mu, ke mana aku dapat lari dari hadapan-Mu? (Mazmur 139:7)
Bagaimana dengan kamu? Adakah area di dalam hidupmu dimana kamu berjuang untuk mengontrolnya? Apakah persepsimu
untuk bisa mengatasi masalah sendiri mengurangi kesadaranmu untuk bergantung kepada Tuhan?
Diadaptasi
dari HAGAR: Rediscovering the God Who Sees Me. Hak Cipta © 2017 oleh Shadia Hrichi. Diterbitkan oleh Penerbit Leafwood.
Saat Kita Mencoba untuk Menjadi Tuhan atas Kehidupan Kita Maka Hidup Kita Pasti Kacau Balau!