Matius 6:33
Tetapi
carilah dahulu Kerajaan Allah dan kebenarannya, maka semuanya itu akan ditambahkan kepadamu.
Bacaan
Alkitab Setahun: [kitab]mazmu116[/kitab]; [kitab]ikori4[/kitab]; [kitab]hakim20-21[/kitab]
Ayat
pendukung renungan hari ini telah menjadi lagu kebangsaan hati saya. Bertumbuhlah
dewasa, itulah yang sayang dengar berulang-ulang kali. Akan tetapi pada satu
titik dalam hidup saya, saya harus bertanya: Apa maksudnya sebenarnya untuk mencari kerajaan Allah terlebih dahulu?
Satu kata: Prioritas.
Perintah-perintah-Nya,
keinginan-Nya, kasih-Nya, semua seharusnya menjadi pusat dari apa yang kita
inginkan dan inginkan. Semua entitas lain menemukan posisinya sebagai sebuah hasil.
Selalu
sulit bagi pikiran manusia untuk menafsirkan ini - tetapi saya segera menyadari
bahwa ini bukan tentang menyesuaikan kata-kata ini ke dalam hidup saya hanya saat
nyaman karena "waktu telah berubah" atau "Tuhan mengerti bahwa saya sangat sibuk."
Yesus
cukup jelas saat Ia mengatakan untuk meninggalkan semua dan mengikuti-Nya. Apa
yang Ia katakan saat itu, itu berarti sekarang juga. Bahkan itu pun berarti
melakukan hal-hal yang tidak kita sukai, menyingkirkan segala sesuatu yang menghalangi hubungan kita dengan-Nya, atau mengorbankan impian yang paling kita inginkan.
Banyak dari kita mencoba untuk mengabaikan seberapa dalam dan bakunya komitmen ini.
Tentu,
Tuhan ingin memberkati kita senantiasa. Ia ingin membuka setiap jendela Surga
dan menurunkan hadiah, baik yang spiritual maupun alami, ke dalam jiwa kita. Ia
ingin memenuhi keinginan hati kita. Hanya saja, terkadang kita lupa bahwa ketaatan dan iman yang rendah hati yang bisa membawa Tuhan ke dalam tempat kejadian.
Ketika
akhirnya saya berkata, "Ini semua tentang-Mu, Tuhan”, saya menemukan kedamaian yang melampaui keyakinan.
Berserah
dan memberikan adalah bagian tersulit. Persoalannya, itu justru yang kita perlu lakukan setiap hari.
Namun ada kabar baik yakni ketika melakukannya, Ia mengurusnya dari sana.
Begitu
banyak malam, saya merasa terbebani oleh tumpukan pekerjaan yang mengerikan,
seperti kebanyakan darimu. Lalu Kitab Suci ini datang kepada saya. Sebelum
melakukan hal lain, saya membersihkan pikiran dan memberikan kepada Tuhan waktu
terbaik saya. Saya akan berdoa, membaca Firman atau mendengarkan sebuah khotbah.
Tebak
apa? Saya merasa segar kembali. Lebih dari yang pernah saya lakukan dengan
menonton YouTube atau hanya menatap komputer lalu memintanya menyelesaikan tugas-tugas yang harus saya ketik.
Tuhan
menghormati kita saat Ia dihormati sebagai prioritas utama kita. Ia cemburu kepada kita (Ulangan 4:24).
Seumur
hidup saya, saya takut melepaskannya; saya ingin mengontrolnya. Namun, saya
akhirnya mengerti bahwa yang dibutuhkan saya hanya memercayai-Nya. Secara polos dan sederhana.
Akan
tetapi, bukan berarti Tuhan tidak ingin kita mencoba apapun. Dia rindu dalam
setiap apa yang kita lakukan, kita menggunakan cara-Nya terlebih dahulu sebagai
yang pertama. Tentu saja Ia mau kita berhasil, namun Ia ingin membuktikan bahwa
itu terjadi adalah karena kekuatanNya di dalam diri kita masing-masing, bukannya diri kita sendiri.
Jadi,
saya mendorong setiap kamu yang membaca renungaan ini hari ini: Biarkan Yesus
Kristus berada di garis depan pemikiran dan menjadi pemandu di hati-Mu. Percayalah,
Ia akan meletakkan segala sesuatu ke tempatnya. Itulah janji-Nya dan janji-Nya selalu ya dan amin.
Hak
Cipta © Anissa Rowe. Digunakan dengan izin.
Memprioritaskan Utama Tuhan Dibandingkan yang Lainnya adalah
Keputusan Terbaik yang Tidak akan Pernah Kamu Sesali.