Untuk Menyatakan Tuhan Dalam Kehidupan Kita Cukup Dengan Kebaikan Kecil Ini, Lho!
Kalangan Sendiri

Untuk Menyatakan Tuhan Dalam Kehidupan Kita Cukup Dengan Kebaikan Kecil Ini, Lho!

Inta Official Writer
      2831

1 Tawarikh 29:14

"Sebab siapakah aku ini dan siapakah bangsaku, sehingga kami mampu memberikan persembahan sukarela seperti ini? Sebab dari pada-Mulah segala-galanya dan dari tangan-Mu sendirilah persembahan yang kami berikan kepada-Mu."

Bacaan Alkitab dalam setahun: Mazmur 24; 1 Korintus 15; Ayub 27-28

"Apa yang kamu butuhkan?" Tanya suami saya pada seorang direktur sebuah restoran saat musim liburan tahun lalu. "Tidak ada." Jawab Bob yang menunjukkan senyumnya. 

Bob dan suami saya bertemu pada suatu kebetulan. Kemudian, Bob mulai menceritakan mengenai betapa dirinya mengalami kesulitan karena pengunjung restoran yang sepi selama masa liburan ini. 

Kata Bob, biasanya setiap tahun ada sebuah perusahaan lokal yang selalu order berbox-box makanan untuk didonasikan. Selama bertahun-tahun, Bob menjadi sibuk setiap liburan seperti ini datang. Namun sayang, setahun yang lalu perusahaan lokal tersebut tutup, digantikan oleh perusahaan yang lebih besar. Orderan saat liburan pun menjadi sepi. 

Tidak lama kemudian, handphone Bob berdering. Ada seorang penjual makanan yang sedang panik karena kurangnya pasokan bahan makanan. Ia meminta Bob untuk membuat beberapa box makanan agar orderannya terpenuhi. 

"Kapan kira-kira pesanannya bisa saya antar?" Tanya Bob. 

Setiap Natal, kita mendengar banyak cerita kebaikan. Sama seperti Bob yang seakan Tuhan berikan berkat melalui orderan makanan setiap Natal. 

Kita percaya bahwa mujizat adalah sesuatu yang besar. Padahal, jika kita menilik ke belakang kembali, ada banyak mujizat yang telah terjadi di dalam kehidupan kita. 

Teman saya baru menyadarinya saat ia membutuhkan orang yang bersedia untuk mendonasikan beberapa kardus air mineral untuk sebuah acara amal. Kemudian, saat waktu sudah mepet dengan acara dan ia memutuskan untuk memberi makanan tersebut tanpa minuman, tiba-tiba ada seorang yang bersedia untuk mendonasikan kardus-kardus air mineral tersebut.

Pada media sosial, saya membaca ada seorang wanita tua sederhana yang datang ke restoran untuk membelikan anak gadisnya makanan. Ketika wanita ini mengumpulkan uang selama berminggu-minggu agar anaknya bisa merasakan enaknya di restoran, akhirnya ia datang dan memesan makanan pada sebuah restoran. 

Ia hanya bisa membeli untuk anaknya. Sang ibu memilih untuk memesan air putih. Mengetahui kondisi ibu tua tadi, ada seorang pelayan yang tiba-tiba mengantarkan makanan untuk ibu tersebut, dengan gratis. Pelayan tersebut bahkan membayari jumlah tagihan yang dihabiskan oleh sang ibu dan anak. 

Ketika saya baru pindah ke rumah baru, kami kesulitan memindahkan barang-barang kami ke dalam rumah. Tiba-tiba ada seorang wanita yang bersedia untuk ikut merapikan barang-barang kami, bahkan ikut mengangkat beberapa peralatan rumah. 

Ada banyak orang yang beranggapan bahwa tidak ada yang namanya mujizat. Padahal, dari contoh-contoh kejadian di atas, kita sudah bisa melihat betapa mujizat dinyatakan lewat pertemuan dengan orang-orang asing yang ada di sekitar kita. 

Imago Dei - gambaran Allah, tercermin dari tindakan-tindakan sederhana kita. Tindakan tersebut kemudian menjadi sebuah mujizat bagi orang lain yang sedang membutuhkan.

Sukacita Natal yang kita rasakan kini adalah pemberian Tuhan yang bisa kita bagikan dengan orang lain. Dengan berbagi, dalam hal kecil pun, kita telah menjadi imago Dei untuk orang lain.


Ikuti Kami