Nyonya Nuh, Wanita Tanpa Nama Yang Berpengaruh
Kalangan Sendiri

Nyonya Nuh, Wanita Tanpa Nama Yang Berpengaruh

Puji Astuti Official Writer
      5662

Kejadian 6:18

Tetapi dengan engkau Aku akan mengadakan perjanjian-Ku, dan engkau akan masuk ke dalam bahtera itu: engkau bersama-sama dengan anak-anakmu dan isterimu dan isteri anak-anakmu.

Bacaan Alkitab Setahun: Mazmur 108; Lukas 20; Hakim-Hakim 3-4

Dalam kisah Nuh, kita jarang memperhatikan satu tokoh yang sangat berpengaruh, dia adalah istri Nuh. Nyonya Nuh memang tidak pernah disebutkan nama aslinya, di Alkitab kata “istri Nuh” disebutkan sebanyak lima kali. Walau tidak diceritakan secara spesifik tentang dirinya, bukan berarti perannya tidak ada atau tidak penting.

Di dunia Nyonya Nuh saat itu, dikatakan bahwa kecenderungannya manusia hanya membuahkan kejahatan semata-mata. Walau demikian, Nyonya Nuh bersama suaminya Nuh membesarkan anak-anaknya dengan nilai-nilai yang benar dan tetap dalam takut akan Tuhan. Saat suaminya mendapatkan suara Tuhan untuk membuat bahtera, Nyonya Nuh memberikan dukungan penuh. Jangan pikir bahwa membangun bahtera itu mudah dan cepat ya, hal itu berlangsung selama 120 tahun. Bayangkan bagaimana kesabaran dan ketekunan keluarga Nuh, pasti istri Nuh juga sangat bekerja keras untuk menguatkan semangat suami, anak-anak dan menantunya.

Bisa dikatakan bahwa Nyonya Nuh adalah istri yang “extra ordinary”, sebagai istri seorang Nuh yang benar dan tidak bercela, ia menjalankan perannya dengan baik dengan menghormati otoritas suaminya, menjadi ibu yang dicintai anak-anaknya dan dihormati oleh para menantunya. Ia juga seorang manajer yang baik dimana membantu Nuh mengurus mungkin ribuan spesies binatang di bahtera selama lebih dari satu tahun. Bahkan setelah air bah, Nyonya Nuh masih dengan setia mendamping suaminya bertani selama beberapa ratus tahun (Kejadian 9).

Terkadang kehidupan tidak selalu mencatat peran seseorang. Namun bukan berarti orang itu tidak penting. Setiap kita berperan penting dalam kehidupan, asalkan kita menjalaninya dengan sepenuh hati dan dengan kesadaran bahwa apa yang kita kerjakan bukan semata-mata untuk mendapat penghargaan orang, namun lebih dari itu, apa yang kita lakukan adalah untuk memuliakan Tuhan dan juga memberi dampak bagi generasi penerus kita. Mari kita jalani peran kita dengan sepenuh hati dan sukacita.

Sejarah mungkin tidak mencatat peran kita dalam kehidupan ini, namun Tuhan mencatat setiap sumbangsih yang kita berikan bagi kehidupan.

Ikuti Kami