Efesus 4: 26-27
Apabila kamu menjadi marah, janganlah kamu berbuat dosa: janganlah matahari
terbenam, sebelum padam amarahmu dan janganlah beri kesempatan kepada Iblis.
Bacaan Alkitab Setahun: Amsal 30; Kolose 3; 2 Tawarikh 18-19
Sebuah penelitian yang dilakukan terhadap sembilan ribu
pegawai negeri Inggris dan dipublikasikan di Archives of Internal Medicine bahwa kemarahan berkepanjangan berdampak buruk bagi kesehatan seseorang.
Mereka yang mengaku menghadapi masalah hubungan dengan orang
lain menemukan 34 persen lebih mungkin mengalami serangan jantung atau sakit
dada dibandingkan dengan peserta yang mendapatkan dukungan emosional dan kesempatan untuk menyampaikan perasaan mereka dengan cara yang sehat.
Kemarahan itu sendiri tidak selalu salah. Tapi kemarahan yang
tidak dibarengi dengan kesabaran terhadap kebutuhan orang lain bisa merusak. Itulah
salah satu alasan kenapa penting sekali menyampaikan kata-kata dan tindakan kita dengan sabar. Bahkan waktu kita kesal kepada seseorang.
Kesabaran memberi kita kesempatan untuk mencari alasan atas emosi
yang bisa membuat kita melakukan atau mengatakan sesuatu yang melukai orang lain.
Efesus 4: 26-27 mengingatkan kita bahwa mengendalikan kemarahan
kita adalah masalah rohani. Waktu kita gagal mengendalikan amarah kita, kita
memberi si iblis kesempatan untuk menyerang kita, baik secara pikiran, tubuh
serta hubungan dengan orang lain.
Jadi, ambillah langkah yang tepat untuk menghadapinya. Salah satunya dengan membayangkan waktu kita berada dalam situasi yang memicu kemarahan. Berkomitmenlah kepada diri sendiri untuk mengambil langkah, seperti menghitung sampai sepuluh, meninggalkan ruangan atau menaruh tangan di atas mulut kita, yang akan membantu kita menahan amarah.
Hak cipta Gary Chapman, disadur dari Crosswalk.com.