Kisah
Para Rasul 4:33
"Dan
dengan kuasa yang besar rasul-rasul memberi kesaksian tentang kebangkitan Tuhan
Yesus dan mereka semua hidup dalam kasih karunia yang melimpah-limpah."
Bacaan Alkitab
setahun: Amsal 29; Kolose 2; 2 Tawarikh 16-17
Saya berharap
kamu bisa kembali melihat ke masa dimana kamu mengalami mujizat Tuhan dan
berkata “Itu adalah anugerah yang luar biasa.” Dengan kata lain, ketika kamu
mengalami kesedihan, atau tekanan hidup, hendak membuat keputusan sulit atau
bahkan teraniaya karena imanmu, ingatlah bahwa kedamaian Allah mendukung kita
di tengah badai dan siap menunggu kemenangan.
Ini adalah
anugerah yang luar biasa.
Dalam Bahasa Yunani,
anugerah digambarkan dengan beberapa cara: sebagai bantuan yang dilakukan tanpa
mengharapkan balasan.
Itulah sebabnya
anugerah diberikan oleh Tuhan dan diterima oleh manusia. Banyak orang yang
menyebutkan bantuan tanpa pamrih.
Definisi lain
yang menggendong hal ini adalah fakta bahwa ketika anugerah diterima dengan
iman, itu sepenuhnya mengubah seseorang dan membuat mereka mencintai Tuhan (sebagai
balasan, tentu saja karena Dia mengasihi kita terlebih dahulu).
Intinya adalah
kasih karunia adalah bantuan yang sangat dibutuhkan. Itu adalah sesuatu yang
tidak dapat kita lakukan sendiri, itu adalah bantuan ilahi.
Karena itu,
rahmat yang besar adalah persediaan bantuan Tuhan yang sangat berlimpah pada
saat dibutuhkan.
Sepuluh tahun
yang lalu bulan ini, keluarga kami mengalami anugerah besar. Bahkan setelah
bertahun-tahun berlalu, saya masih menggelengkan kepala dan berkata, “Terima
kasih Yesus atas bantuan dan cinta yang Engkau tunjukkan kepada kami.”
Putra tertua
kami, Benjamin, baru saja menyelesaikan tahun pertamanya di sekolah Alkitab dan
pulang untuk kunjungan singkat pada Hari Ayah.
Dua orang yang
pergi bersamanya, berangkat lebih dulu untuk kembali ke Oklahoma. Sementara
Benjamini menghabiskan waktu ekstra bersama kami dan menunggu kepulangan
bersama dengan teman sekamar barunya yang akan tinggal bersama denganya.
Pada hari Senin
pagi, dia menunggu jemputan untuk kembali ke Oklahoma. Tetapi sekitar enam jam
dalam perjalanan mereka, kami menerima panggilan bahwa truk yang mereka
tumpangi telah tergelincir dari jalan dan menyerempet pagar pembatas yang
secara aneh menyebabkan tangki bensin terbuka dan membuat truk mereka terbakar
ketika terbalik di udara dan mendarat di selokan.
Benjamin
terperangkap terbalik di sabuk pengamannya sementara si pengemudi dengan berani
merangkak keluar dari jendelanya yang rusak dan mencoba menyelamatkannya.
Benjamin
kemudian mengatakan dia ingat duduk dengan di sabuk pengaman, tetapi dia tidak
ingat melepasnya. Dia ingat berada di truk yang terbakar tetapi tidak ingat
bagaimana dia keluar.
Pengemudi itu
hanya bisa menyeretnya ke tempat yang aman begitu dia keluar karena panas
ekstrem datang dari kendaraan yang terbakar. Anugerah yang luar biasa.
Wakil yang
datang mengunjungi kami di rumah sakit mengatakan bahwa dia tidak pernah
menemukan orang yang selamat dari kecelakaan seperti ini. Anugerah hmat yang
luar biasa.
Ketika kami tiba
di rumah sakit (kami mengalami banyak anugerah dalam perjalanan panjang itu),
kami diberi tahu bahwa putra kami memiliki kesempatan 50:50 untuk hidup karena luka
bakar dan kerusakan paru-paru yang dideritanya.
Kami
mengumpulkan daftar Firman Tuhan dan selama kunjungan singkat ICU kami
diizinkan bersamanya, kami membacakan Firman Tuhan dengan lantang atas putra
kami ketika ia terbaring tak sadarkan diri di atas ventilator di hadapan kami.
Sangat sulit untuk
meninggalkannya setiap malam ketika kami harus menyeberang jalan menuju hotel.
Tapi kami berjalan dengan rahmat Tuhan.
Ketika Benjamin
bangun 17 hari kemudian, kata-kata pertamanya adalah: "Apakah saya hidup?"
Dan "Apakah saya akan memainkan drum lagi?"
Dengan iman,
kami menjawab YA untuk keduanya, karena dengan rahmat yang besar datanglah iman
yang lebih kuat, kepercayaan bahwa segala sesuatu adalah mungkin dengan Allah!
Benjamin
menjalani enam operasi cangkok kulit dan trakeotomi selama delapan minggu di
rumah sakit. Tapi hari ini, bekas lukanya hampir tidak ada.
Jika kamu mencarinya,
kamu akan melihatnya. Tetapi hidupnya adalah kesaksian tentang kebaikan dan anugerah
Allah yang besar.
Sejak itu ia
menyelesaikan sekolah Alkitab, menikah, memiliki dua anak, dan memengaruhi
banyak kehidupan sebagai pendeta muda, direktur perkemahan, dan sekarang
sebagai pendeta pendamping.
Saya bertanya
kepadanya baru-baru ini, "Bisakah kamu percaya sudah 10 tahun?" Dia
menjawab, “Haha, saya hampir tidak memikirkannya.”
Itu juga anugerah yang luar biasa.
Kamu pernah mengalami anugerah Tuhan yang mengubahkan hidupmu? Mau membagikan ceritamu dan menjadi berkat bersama kami? Hubungi kami di