Pengkhotbah 12:1
Ingatlah akan Penciptamu pada masa mudamu, sebelum tiba hari-hari yang malang dan mendekat tahun-tahun yang kaukatakan: "Tak ada kesenangan bagiku di dalamnya!"
Bacaan Alkitab Setahun [kitab]Mazmu92[/kitab] ; [kitab]Lukas13[/kitab]; [kitab]Danie3-4[/kitab]
Salah satu pemikiran yang terus menerus mengganggu saya di awal kekristenan saya adalah, "Apakah saya harus menunggu sampai saya tua baru melayani Tuhan sungguh-sungguh?" Bagi saya, kekristenan penuh dengan aturan dan larangan. Saya merasa hal itu membuat saya tidak bisa menikmati hidup. Tetapi saya tidak mempertimbangkan bahwa hari-hari saya diatur oleh Tuhan dan bahwa tugas manusia adalah melayani Tuhan, sehingga saya tidak memiliki pemikiran yang lebih baik, yaitu melayani Tuhan sejak masa muda saya.
Namun untungnya, saya cepat-cepat disadarkan ketika saya secara ajaib diselamatkan dari tenggelam. Saat itu saya di pantai bersama teman-teman dan karena saya hanya tahu hal mendasar tentang berenang, saya tetap berada di pantai, mengikuti saran penjaga pantai. Saya bermain dengan ombak bersama teman-teman. Semua baik-baik saja dan saya menikmati pengalaman itu. Kemudian saya melompat dan kaki saya tidak menyentuh tanah! Saya mencoba berenang, tetapi ombak terlalu besar untuk kemampuan berenang saya yang terbatas. Saya tidak tahu berada dimana dan tidak bisa melihat arah di depan. Saya mencoba berteriak tetapi ketika membuka mulut saya malah menelan air laut!
Dalam keputusasaan saya berteriak kepada Tuhan. Ketika saya pikir semua harapan sudah hilang, sebuah tangan memegang saya dan membawa saya kepantai. Seperti Yunus yang keluar dari perut ikan, saya menyadari bahwa yang terpenting dalam hidup ini adalah Tuhan. Ketika saya tenggelam, kemampuan dan pencapaian, jaringan dan harta saya yang menggantikan posisi Tuhan dalam hidup saya tidak bisa menolong!
Ketika saya selamat di pantai itu saya berpikir, "Beginikah hidup bisa begitu saja hilang, hanya dengan sebuah lompatan?" Hanya dengan sebuah lompatan dan lihat dimana saya berada, sangat jauh dari pantai dimana saya pikir saya jauh dari bahaya! Saya bertanya kepada orang yang menyelamatkan saya mengapa dia bisa berenang dekat tempat saya hampir tenggelam dan dia berkata, "Sesuatu membuat saya berenang sejauh itu." Saya berterima kasih kepadanya karena dia mendengarkan suara kecil itu tetapi saya bersyukur pada Tuhan yang menyelamatkan saya dimana kasih dan anugrah-Nya menemukan saya sekalipun saya meragukan Dia. Tanpa Tuhan saya akan menjadi orang berpendidikan yang bodoh, karena manusia selalu melihat apa yang baik menurut dirinya sendiri namun berujung maut. Namun bersama Tuhan, Anda dapat mengakses hikmat untuk mengarahkan kehidupan kepada keberhasilan.
Malam itu saya tiduran di tempat tidur, saya menatap plafon kamar dan menyadari bahwa bisa saja saat itu saya sudah berada di kamar mayat atau peti mati. Dan hal itu menjadi perjalanan kehidupan yang menghasilkan buah dan saya menyambut setiap naik turun kehidupan karena janji Tuhan tidak pernah meninggalkan hidup saya. Sekalipun saya senang bersosialisasi, saya juga belajar untuk dituntun oleh Sang Penasihat Agung.. diberkatilah mereka yang tidak berjalan menurut nasihat orang fasik.
Terkadang kita ditipu oleh pemikiran kita, berpikir bahwa kita aman di pantai kehidupan, jauh dari gelombang laut godaan dunia ini yang berbahaya, namun tiba-tiba kita menyadari bahwa kita sedang berjuang agar tidak tenggelam karenanya. Ingatlah bahwa tangan Tuhan tidak kurang panjang untuk menolong hidupmu dan membawamu ke dalam hadirat-Nya dimana Anda akan menemukan damai sejahtera dan sukacita yang sejati.