Ijinkan Tuhan Memimpinmu
Kalangan Sendiri

Ijinkan Tuhan Memimpinmu

Puji Astuti Official Writer
      7672

Mazmur 139:9-10

"Jika aku terbang dengan sayap fajar, dan membuat kediaman di ujung laut, juga di sana tangan-Mu akan menuntun aku, dan tangan kanan-Mu memegang aku."

Bacaan Alkitab Setahun: Mazmur 71; Ibrani 5 ; 2 Tawarikh 33-34.

Saya masih ingat saat dulu belajar tari Salsa dengan sekelompok teman. Ini adalah pertama kalinya saya berdansa dimana pria dan wanita punya peran yang jelas:  pria memimpin dan wanita mengikuti. Bertumbuh dalam keluarga modern di Amerika, sudah tertanam dalam pikiran saya untuk tidak membiarkan pria mendominasi. Namun saat saya menikmati peran dalam dansa dimana ada pemimpin dan pengikut, dan mempertimbangkan bagaimana Tuhan ingin agar kita dipimpin, saya menyadari bahwa banyak dari kita (baik pria maupun wanita) telah salah menyamakan antara memimpin dan mendominasi. 

Di ruangan dansa, tujuan utama pria memiliki kuasa untuk memimpin wanita adalah untuk mengekspresikan keindahan, keeleganan, dan kelembutan tarian, berharap untuk membuat penonton terpana. Peran utama pria adalah terus menerus melihat sekeliling, menentukan arah dan dengan percaya diri menuntun wanita dengan tekanan yang lembut tangannya yang ada di belakang si wanita. Sedangkan si wanita yang jelas tidak bisa melihat sekelilingnya, bebas dari rasa takut akan adanya bahaya tabrakan dengan penari lainnya, dan bisa memfokuskan dirinya menikmati keindahan musik. 

Saya tidak akan pernah melupakan seorang rekan dansa saya. Dia berulang kali gagal untuk menjaga tangannya di belakang saya tetap kuat mengarahkan saya. Hasilya, saya terus menerus menengok ke belakang karena takut bertabrakan dengan orang lain. Kenapa? Karena saya tidak bisa percaya padanya yang tampak kurang percaya diri; Saya seperti berdansa tanpa bisa melihat. Namun saat saya dipasangkan dengan orang yang percaya diri dalam memimpin, berhati-hati dalam membimbing dan menjaga langkah saya, saya merasa aman di tangannya, akhirnya bebas untuk menikmati tarian. 

Demikian juga, Tuhan ingin memimpin kita, bukan untuk mendominasi kita, tetapi untuk membuat kita bebas untuk mengekspresikan keluwesan dan keanggunan. Sebagai gantinya, karena kita diciptakan sesuai dengan gambar dan rupanya, ketika menyerahkan diri dalam pimpinannya, menerima peran Tuhan dalam hidup kita, kita akan semakin memancarkan gambar dan rupanya tanpa takut akan bertabrakan dengan kehidupan dunia ini. 

Bagaimana caranya mengijinkan Tuhan untuk memimpin hidup kita?

Yesus mengingatkan kita dalam (Matius 15:14) untuk menghindari pemimpin seperti orang-orang Farisi yang tahu kebenaran namun memungkirinya. 

Sebaliknya, saat kita menyerahkan diri kita ke dalam tangan Tuhan yang penuh kasih, kita bebas menjadi apa saja yang Tuhan inginkan. Kita percaya sepenuhnya bahwa Dia bisa memimpin kita menuju kesana karena kita belajar untuk mempercayai Dia yang Maha Hadir, Maha Baik dan setia. 

Ikuti Kami