Bacaan Alkitab Setahun: Mazmur 78; Ibrani 12; Yeremia 3-4
Indonesia sepatutnya bangga memiliki seorang tokoh bidang hukum seperti Bismar Siregar. Pria kelahiran Sipirok, Sumatera Utara, 15 September 1928 tersebut dikenal semasa aktifnya dahulu sebagai hakim yang tidak dapat dibeli oleh uang atau apapun juga.
Menanggapi hal itu, Opung (sebutan kakek dalam bahasa batak – pen) Bismar mengatakan bahwa pada saat menghakimi seorang tersangka maka ia akan menggunakan hati nuraninya. Bagi beliau, hati nurani manusia tidak bisa diajak untuk berbohong.
Jauh sebelum adanya Bismar Siregar, ada seorang manusia yang telah menunjukkan keteladanan dalam hal bersikap adil, namanya Salomo. Pada masa permulaan kepemimpinannya, Alkitab menuliskan bahwa ia menghadapi sebuah persoalan dimana ada dua perempuan sundal yang sedang memperebutkan hak milik seorang bayi.
Meski masih muda, Salomo yang ketika itu penuh dengan Roh Tuhan memperlihatkan kehebatannya dalam menyelesaikan sebuah perkara. Dengan hikmat Tuhan yang ada di dalam dirinya, Salomo berhasil menyelesaikan hal itu dengan baik dan sempurna.
Dalam dunia yang kerap tidak menunjukkan ketidakadilan, kita sebagai anak-anak Tuhan harus menunjukkan perbedaan. Kita wajib memperlihatkan bahwa kita dapat menjadi seseorang yang adil. Tidak ada berat sebelah pada saat kita membuat keputusan.
Oleh karena itu, tetaplah memiliki hubungan yang intim dengan Tuhan karena saat kita dekat dengan-Nya maka sifat-sifat yang ada di dalam diri-Nya akan tertular kepada kita. Pribadi kita akan menjadi pribadi yang serupa dengan-Nya. Kita tidak akan menjadi orang yang hidupnya dalam kejahatan, tetapi justru kita akan melangkah dalam jalan kebenaran.
Jika Anda ingin belajar menjadi seorang yang adil maka belajarlah langsung kepada Allah karena Dialah ahlinya untuk melakukan hal itu.