Yakobus 1:2
Saudara-saudaraku, anggaplah sebagai suatu kebahagiaan, apabila kamu jatuh ke dalam berbagai-bagai pencobaan.
Bacaan setahun : Mazmur 17; Ibrani 11; Ayub 11-12
Kata pencobaan dalam Alkitab memiliki berbagai arti. Ada cobaan bermakna untuk menjatuhkan kita dan berasal dari si Iblis, seperti pencobaan di padang gurun yang Tuhan Yesus alami. Dan pencobaan dengan maksud untuk menyucikan, menguatkan, mengangkat kita, dimana asal pencobaannya dari Tuhan dan biasanya juga disebut ujian.
Ada juga pencobaan yang berasal dari iblis dan Tuhan mengizinkannya. Contoh kasusnya, Tuhan mengizinkan Ayub untuk menghadapi pencobaan atau ujian yang datang dalam kehidupannya. Iblis ingin sekali menjatuhkan Ayub. Namun disaat yang sama Tuhan menggunakan ujian itu untuk menguatkan Ayub.
Seseorang yang hidupnya Kudus dan sesuai dengan Firman Tuhan pasti akan sangat ‘menderita’ ketika melihat dunia berjalan dengan kesombongannya. Ingin rasanya ikut membalas saat melihat seseorang diperlakukan tidak adil. Namun kita harus menahan emosi, karena itu bisa saja kita salah jika bertindak tanpa ‘komando Tuhan’. Sikap mana yang akan kita lakukan? Ini adalah ujian atau pencobaan.
Pencobaan-pencobaan yang singgah dalam kehidupan ini akan menghasilkan ketekunan. Ketekunan memungkinkan kita bertahan hingga akhir. Kalau kita bisa bertahan secara pasif dalam menghadapi kesukaran itu tidak mengherankan. Akan tetapi saat dalam kesukaran dan penderitaan masih bisa bersyukur, bersukacita, bahkan tetap semangat melayani Tuhan adalah kesaksian yang baik untuk memperkenalkan sumber sukacita kita yaitu Yesus Kristus.
Ketekunan seperti ini tidak mungkin bisa didapatkan tanpa kesukaran atau pencobaan yang hadir. Jangan alergi dengan pencobaan karena itu akan memurnikan dan menguatkan iman kita.
Penulis : Hermanto Nugroho