Mazmur
32: 1-2
"Berbahagialah
orang yang diampuni pelanggarannya, yang dosanya ditutupi! Berbahagialah
manusia, yang kesalahannya tidak diperhitungkan TUHAN, dan yang tidak berjiwa
penipu!"
Bacaan Alkitab
setahun: Amsal 31; Kolose 4; 1 Raja-Raja 15-16
Ketika Daud
(Raja Israel kedua) melakukan perzinahan dengan Batsyeba, Allah terlalu
mencintainya untuk membiarkannya hidup dengan dosanya.
Beginilah cara
Daud mengdeskripsikan kepercayaan Allah: "Selama
aku berdiam diri, tulang-tulangku menjadi lesu karena aku mengeluh sepanjang
hari; sebab siang malam tangan-Mu menekan aku dengan berat, sumsumku menjadi
kering, seperti oleh teriknya musim panas." (Mazmur 32: 3-4). Allah tahu bahwa hanya ketika Daud mengakui
dosanya, dia dapat menjalani panggilannya.
Ketika kita
mengikuti teladan Allah, kasih mendorong kita untuk menghadapi seseorang yang
telah berbuat salah, menerima permintaan maafnya, dan memberikan pengampunan.
Kita
memaafkannya karena kita ingin orang yang bersalah kepada kita terbebas. Kita
merayakannya ketika dia mengaku karena kita tahu Tuhan merayakannya bersama
kita ketika kita mengakui dosa-dosa kita.
Karena itu
langkah pertama menjadi seseorang yang penuh kasih, adalah mengakui dosa-dosa
kita sendiri. Hal itu membantu kita untuk menghindari sebuah kesempatan untuk
mengampuni menjadi kesempatan untuk menyombongkan diri.
Kita tidak bisa
memberi apa tidak kita miliki. Ketika kita telah mengalami kasih Allah yang
menuntun kita untuk mengampuni dosa-dosa yang kita lakukan, kita bisa
membagikan kasih Allah ini kepada orang lain.
Doa: Bapa, terkadang aku lupa bahwa Engkau telah mengampuni dosa yang kulakukan karena Engkau mencintaiku. Terimakasih telah menginginkanku menjadi seperti-Mu.
Kamu merasa kehilangan arah dan butuh konseling? Sahabat 24 siap membantu! Kunjungi http://bit.ly/inginKonseling atau klik disini.