Matius 18:18
"Sesungguhnya Aku berkata kepadamu, apa yang kamu ikat di dunia ini akan terikat di sorga dan apa yang kaulepaskan di dunia ini akan terlepas di sorga."
Bacaan Alkitab Setahun [kitab]Mazmu34[/kitab] ; [kitab]Kisah6[/kitab]; [kitab]Kelua17-18[/kitab]
Catherine Marshall dalam bukunya yang dirilis pada tahun 1974, "Something More," menulis sebuah bab berjudul "Forgiveness: The Aughts dan Anys." Mengambil referensi dari Matius 18:18. Membaca bab ini adalah titik balik dalam hidup saya sehubungan dengan doa yang dijawab dan pengampunan.
Pada bab itu dibahas kebutuhan kita sebagai orang Kristen untuk memenuhi harapan Kristus untuk mengampuni, titik. Seperti banyak dari kita, Catherine Marshall mengaku memberikan syarat kepada yang ia maafkan. Dia mengatakan, "jika orang mengetahui kesalahannya, lalu benar-benar menyesal, dan mengakui kesalahannya, maka ya, sebagai seorang Kristen, saya berkewajiban untuk memaafkannya."
Dia segera menemukan perkataan Yesus dalam Markus 11 mengatakan sesuatu yang sama sekali berbeda. Yesus berkata, "Dan jika kamu berdiri untuk berdoa, ampunilah dahulu sekiranya ada barang sesuatu dalam hatimu terhadap seseorang, supaya juga Bapamu yang di sorga mengampuni kesalahan-kesalahanmu." Markus 11:25
"Setiap" berarti siapa pun dan semua orang. Komentar Catherine Marshall pada kebenaran ini menarik karena ia membongkar pemikiran tentang doa kita menjadi terhalang ketidak bersediaan kita untuk mengampuni.
Dia merujuk kepada penjelasan dari hamba Tuhan kelahiran Afrika Selatan, David du Plessis tentang Matius 18. Dia menjelaskan bahwa ketika kita mempertahankan penghakiman kita kepada seseorang, maka kita mengikat orang itu dengan kondisi yang sangat ingin agar dia ubah. Dengan ketidak bersediaan pengampunan kita, menjadi penghalang karena kita menjadi seperti tembok penghalang di antara orang itu dan Roh Kudus yang rindu bekerja untuk meyakinkan dan kemudian menolong dia.
Dr. du Plessis mengatakan, "Dengan menyingkir (sebagai penghalang-red) melalui melepaskan seseorang dari penghakiman, kita tidak perlu mengatakan, 'Dia benar dan saya salah.' Pengampunan artinya, 'Dia bisa salah seburuk apapun, tapi aku tidak akan menjadi hakim.' Pengampunan berarti bahwa aku tidak lagi mengikat orang tertentu di bumi. Ini berarti melepaskan penghakiman. "
Sebuah contoh di Alkitab adalah dari Kisah Para Rasul 7 ketika Stefanus dilempari batu sampai mati. Saulus dari Tarsus berdiri menonton, memegang pakaian dari para saksi. Alkitab memberitahu kita respon Stefanus terhadap mereka yang melemparinya batu yaitu pengampunan, "Tuhan, janganlah tanggungkan dosa ini kepada mereka!" Kisah Para Rasul 7:60
Hanya dua pasal kemudian, Saulus sedang dalam perjalanan ke Damaskus ketika ia bertemu Yesus, dan dunianya dijungkirbalikkan. Stefanus, dengan melepaskan orang-orang yang menganiayanya dari penghakiman membuat dirinya tidak menjadi tembok penghalang, sehingga memungkinkan Roh Kudus untuk bekerja.
Setelah membaca bab "Aught Against Any”, saya menerapkan prinsip ini dalam kehidupan saya sendiri. Seperti Catherine Marshall, saya secara sistematis melepaskan "semua penghakiman saya terhadap semua" dalam hidup saya, dan hasilnya luar biasa. Saya memiliki banyak contoh, tapi saya akan berbagi salah satu yang melibatkan salah satu putri kami. Saya menyadari bahwa saya memegang erat kebencian saya tentang keputusan yang dia buat saat di perguruan tinggi. Hal itu menyebabkan ketegangan pada hubungan kami. Saya mencoba berbicara dengannya. Saya berdoa. Saya mencari nasihat Ilahi. Tidak ada yang berhasil. Setelah membaca bab ini, saya mengaku penghakiman saya. Saya benar-benar berdoa seperti yang Catherine Marshall disarankan, "Tuhan, aku melepaskan (nama orang itu) dari penghakiman saya. Maafkan saya karena saya mungkin telah mengikat dia dan menghambat pekerjaan-Mu dengan penghakiman saya. Sekarang aku melangkah keluar dari jalan-Mu sehingga Surga bisa bekerja atas hidup (nama)."
Tidak lama setelah itu putri kami menghubungi untuk berbagi bahwa dia bertemu dengan teman-teman Kristen dan mulai menghadiri Pendalaman Alkitab. Aku melihat dia tumbuh dalam imannya. Seiring waktu, hubungan kami pulih. Saya melakukan apa yang harus dilakukan sebagai ibunya. Saya mencintainya, dan saya berdoa dan membebaskannya.
Yesus mengatakan dalam Yohanes 16: 8 bahwa Roh Kudus akan menginsafkan dunia akan dosa, dan hal itu bukan dan tidak pernah menjadi tugas kita. Tugas kita adalah untuk mencintai dan memberikan ruang untuk Roh Kudus bekerja.
Saya mendorong kamu untuk menerapkan prinsip ini dalam hidupmu juga! (Anne Ferrell Tata)