Yohanes 7: 18
Barangsiapa berkata-kata dari dirinya
sendiri, ia mencari hormat bagi dirinya sendiri, tetapi barangsiapa mencari
hormat bagi Dia yang mengutusnya, ia benar dan tidak ada ketidakbenaran
padanya.
Bacaan Alkitab Setahun: [kitab]Mazmu53[/kitab]; [kitab]Kisah25[/kitab]; [kitab]Imama16-17[/kitab]
Abimelek dan Ishak adalah dua pemimpin keluarga suku yang
dipertemukan untuk menyelesaikan pertengkaran karena sumur-sumur yang digali
oleh Abraham di lembah Gerar. Saat Abimelek mendekati Ishak, dia membuat
perjanjian damai di antara mereka. Dia berkata, “Kami telah melihat sendiri, bahwa Tuhan menyertai engkau; sebab itu
kami berkata: baiklah kita mengadakan sumpah setia, antara kami dan engkau…” (Kejadian 26: 28).
Abimelek dan penasihatnya melihat bagaimana Tuhan memberkati
Ishak dengan warisan yang begitu melimpah; istri, anak kembar, pekerja ternak
dan kekayaan. Kata Abimelek mengingatkanku pada pengasuh anak atau Nannie kami
yang penuh kasih. Dulu saat aku masih baru menikah, kami bertemu janda berambut
perak itu saat sedang mencari gereja. Dalam waktu yang singkat, kami jadi
begitu akrab. Dia bekerja dengan sangat baik. Dia juga mengajariku banyak hal. Aku belajar keteladan hidupnya.
Di komunitas perkumpulan wanita, dia berbagi soal kematian
suaminya saat mereka berlibur ke Hawaii. Dia meninggal dalam kondisi tidur. Sebelum
memanggil bantuan, dia mengaku terlebih dahulu berlutut di dekat tempat tidur dan
bersyukur kepada Tuhan atas pernikahan mereka. Meski dia jauh dari rumah dan sanak
saudara, banyak orang yang bahkan menyampaikan doa-doa untuknya. Mendengar cerita
itu, banyak wanita-wanita muda yang hadir melihat bahwa Nannie adalah wanita yang hidup di dalam Tuhan.
Kesan ketekunan doanya begitu terasa kuat saat dia berdoa
dalam pertemuan makan siang perkumpulan wanita. Dalam doanya, ‘Nannie’ bahkan menyatakan
pengakuan imannya. Aku masih ingat kata-katanya, “Dan, Tuhan, aku mengaku bahwa
aku percaya kepada Yesus Kristus adalah Tuhan, Anak Allah.’ Doa pengakuan ini menjadi pengingat supaya kita menghormati Tuhan dengan kata-kata dan tindakan.
Perkataan Abimelek ‘Kami
jelas melihat…’ membuatku berpikir tentang ramalan cuaca. Angin atau badai
kencang bisa berubah. Seperti aku yang sudah bertambah tua, aku sering bertanya-tanya
apa penilaian keluarga dan orang lain tentang hidupku. Apakah mereka melihatku sebagai
sosok yang menghormati Tuhan? Apakah teman-temanku berharap bisa mendengar
cerita soal campur tangan Tuhan dalam hidupku? Apakah mereka justru mau mendengar keluhan-keluhan soal kekacauan yang terjadi dalam hidupku?
Aku masih terus menjalani hidup. Sementara orang-orang menyaksikan
apa yang aku lakukan dan aku mulai bertanya apa pandangan mereka soal itu? Sama
seperti Ishak atau Nannie, kita juga pengen dipandang sebagai sosok yang mengalami
Tuhan dan menerima berkatNya bukan? Jadi, mari melakukan hal yang sama karena banyak orang yang ingin ‘melihat Tuhan hidup di dalam’ kita.
Perkataan dan
tindakan kita menentukan pandangan orang lain tentang siapa kita