Yohanes 13: 34
Aku memberikan perintah baru kepada kamu, yaitu supaya kamu saling
mengasihi; sama seperti Aku telah mengasihi kamu demikian pula kamu harus
saling mengasihi.
Bacaan Alkitab Setahun: [kitab]Mazmu46[/kitab]; [kitab]Kisah18[/kitab]; [kitab]Imama1-3[/kitab]
Di negara Barat,
hari Valentine adalah salah satu hari spesial yang dijadikan sebagai libur resmi.
Hari perayaan yang satu ini dinilai istimewa karena merupakan hari peringatan wafatnya seorang martir bernama Santa Paus Gelasius I pada tahun 496 Masehi silam.
Sebagian lain
percaya kalau perayaan ini dibuat sebagai cara untuk menghindari orang-orang Kristen
terlibat dalam festival Romawi Kuno Lupercalia, yang digelar oleh orang-orang berkeyakinan
pagan. Selain itu, sejumlah ahli juga mengatakan kalau hari kasih sayang yang
identik dengan bertukar kado ini berasal dari keyakinan bangsa Inggris Kuno. Mereka percaya kalau burung-burung memilih pasangan mereka tepat pada hari itu.
Sementara gereja
mula-mula memiliki dua orang kudus yang bernama Valentine. Kisah ini berasal
dari Romawi dimana Kaisar Romawi Claudius II yang menjabat kala itu, melarang
seorang pemuda untuk menikah. Dia berpikir bahwa pemuda lajang ini bisa saja
dibentuk jadi prajurit yang tangguh. Tapi pemuda yang bernama Valentine ini kemudian berontak dan akhirnya menikah diam-diam.
Versi lainnya
mengatakan kalau sosok Valentine adalah seorang Kristen yang suka berteman dengan
anak-anak. Sayangnya dia dipenjara, lalu dengan diam-diam teman-temannya yang kebanyakan
anak-anak itu melemparkan sebuah surat berisi catatan cinta lewat jendela selnya.
Dalam nats Alkitab,
kita tahu bahwa Yesus juga memberikan perintah supaya kita mengasihi (baca Markus
12: 30-31; Yohanes 13: 34). Dia menyampaikan saat kita mengasihi satu sama lain,
kita bisa jadi saksi bagi dunia bahwa kita adalah para pengikut-Nya (Yohanes 13: 35).
Setelah
kita mengalami kasih Allah, giliran kita untuk membagikan kasih itu kembali kepada
orang lain. Dengan catatan, Tuhan juga ingin kita mengasihi orang yang membenci
dan memusuhi kita. Tentu saja ini adalah perintah yang tidak logis dan kedengaran
sangat mustahil. “Kasihilah musuhmu, berbuatlah baik kepada orang yang membenci kamu..” (Lukas 6: 27)
Tentu hal
ini bertentangan dengan kecenderungan kita yang hanya mengasihi mereka yang mengasihi
kita juga. Tapi tidak dengan kasih Yesus yang mengalahkan segala kebencian dan permusuhan.
Kasih yang tulus semacam ini hanya bisa kita miliki jika kita sudah hidup dalam
Roh Allah. Saat kita sudah memilikinya, kita akan bisa jadi saksi kasih yang tak terbantahkan kepada dunia.
Jika tanggal
14 Februari biasanya kita hanya mengungkapkan rasa kasih kitahanya pada orang-orang
yang kita kasihi saja, maka alangkah baiknya jika kita menggunakan hari spesial
ini untuk menjangkau mereka yang tidak memiliki kasih di dalam hidupnya. Mari
menjadi kasih yang nyata bagi sesama kita, bukan hanya saat Valentine tapi setiap hari juga.
Kasih yang nyata mengalahkan kebencian dan permusuhan, karena itu mari menebar kasih setiap waktu bagi mereka yang belum hidup dalam kasih