Bacaan Alkitab setahun: Mazmur 8; Matius 8; Kejadian 15-16
Sore itu, di Kalkuta, India yang berdebu, seorang perempuan memasuki sebuah toko roti. Di belakangnya, tampak beberapa perempuan lain yang usianya jauh lebih muda. "Pak, sore ini ada beberapa penderita kusta yang seharian belum makan. Mereka butuh pertolongan. Saya berharap, Bapak sudi memberikan roti-roti yang sudah basi untuk mereka," pinta perempuan itu kepada pemilik toko.
Pemilik toko roti itu tidak menggubris perkataannya. Karena itu, ia menyampaikan lagi permohonannya. Setelah keempat kalinya ia memohon, si pemilik toko tidak sabar lagi dan, "cuh" ia meludahi wajah perempuan di depannya. Para pengikutnya sudah tidak sabar, namun ia memberi isyarat agar mereka tidak bereaksi apa pun. Sambil menatap pemilik toko roti, perempuan tua itu berkata, "Pak, ludah ini untuk saya. Tetapi para penderita kusta itu perlu makan. Mari teman-teman, kita berdoa untuk Bapak pemilik toko roti ini," ajaknya kepada teman-temannya. Mereka pun dengan tulus mendoakan pemilik toko agar diberkati oleh Tuhan.
Mereka meninggalkan toko roti itu tanpa kemarahan ataupun kejengkelan. Beberapa hari sejak peristiwa tersebut, setiap sore para penderita kusta mendapat kiriman roti bukan hanya yang telah basi, melainkan juga yang masih segar.
Setiap kali mengalami peristiwa tidak menyenangkan, marilah kita seperti perempuan itu. Alih-alih menghabiskan energi untuk marah, kita menata hati dan bersabar. Syukur jika kita bisa berlapang hati untuk mendoakannya.
Hal yang paling memalukan adalah ketika kita tidak bisa mengendalikan amarah diri sendiri.