Kebenaran Allah yang Sempurna
Kalangan Sendiri

Kebenaran Allah yang Sempurna

Lori Official Writer
      938

Salam dalam kasih Kristus! Hari ini, mari kita merenungkan kebenaran Allah yang sempurna dan bagaimana kebenaran itu memanggil kita untuk hidup dalam ketaatan.

 

Ayat Renungan: Filipi 3: 8-9“Oleh karena Dialah aku telah melepaskan semuanya itu dan menganggapnya sampah, supaya aku memperoleh Kristus, dan berada dalam Dia bukan dengan kebenaranku sendiri karena mentaati hukum Taurat, melainkan dengan kebenaran karena kepercayaan kepada Kristus, yaitu kebenaran yang Allah anugerahkan berdasarkan kepercayaan.”

 

Pertanyaan: Mengapa kita harus taat pada kebenaran Allah?

Selain kasih, kebenaran adalah sifat Allah yang perlu kita pahami. Ia memiliki kemampuan untuk menjadi benar dan selalu melakukan kebenaran. Kebenaran Allah menggambarkan kemuliaan-Nya yang sempurna dan agung.

Ketika kita hidup di dalam Kristus, cara hidup dan tindakan kita harus memenuhi standar kebenaran Allah. Seperti di beberapa negara yang mengenal istilah “sertifikat kesesuaian” untuk memastikan produk memenuhi standar tertentu. Atau “sertifikat kedudukan baik” untuk perusahaan terdaftar sebagai kekuatan hukum bagi perusahaan bisa menjalankan kegiatan bisnis di negara tersebut sesuai dengan persyaratan dan kebijakan yang ditetapkan. Sebagai orang percaya, kita juga dikenakan "sertifikat hidup benar". Sertifikat ini memungkinkan kita untuk layak di hadapan Tuhan. Namun, berbeda dengan standar dunia, Tuhan tidak menunggu kita memenuhi semua persyaratan sebelum menyatakan kita benar. Dia menyatakan kita benar karena apa yang Yesus lakukan untuk kita.

Filipi 3:8-9 menjelaskan bahwa Allah menganugerahkan kebenaran berdasarkan iman kita kepada Kristus. Ketaatan kita pada kebenaran Allah bukan hanya sekadar kewajiban, melainkan buah dari keselamatan melalui Kristus. Saat kita mengakui kebenaran Allah yang sempurna, kita menundukkan kebenaran diri sendiri di bawah otoritas-Nya, sehingga tidak lagi berjalan dalam kebenaran kita sendiri.

Hari ini, mari refleksikan kembali hidup kita. Apakah kita mau melakukan yang baik dan benar hanya karena takut, atau karena itu adalah buah dari iman kita di dalam Kristus?

Ikuti Kami