Roma 8:24-25
“Sebab kita diselamatkan dalam pengharapan. Tetapi pengharapan yang dilihat, bukan pengharapan lagi; sebab bagaimana orang masih mengharapkan apa yang dilihatnya? Tetapi jika kita mengharapkan apa yang tidak kita lhat, kita menantikannya dengan tekun.”
Bacaan Alkitab setahun: Mazmur 3; Matius 3; Kejadian 5-6
Beberapa tahun yang lalu, banyak orang merasa ketakutan saat film 2012 ditayangkan di sejumlah bioskop tanah air, bahkan dunia. Film fiksi ilmiah yang mengangkat cerita tentang perkiraan berakhirnya kehidupan dunia (kiamat) melalui bencana alam. Hal ini diperkuat dengan perhitungan kalender suku Maya yang menerangkan 21 Desember 2012 merupakan saat berakhirnya kehidupan di seluruh dunia.
Saat orang percaya ikut menyaksikan film tersebut, ada hal-hal berbeda yang harusnya dirasakan. Dalam setiap kesulitan yang terasa mustahil untuk diselesaikan, tetaplah percaya bahwa selalu masih ada harapan.
Harapan seringkali membuat kita bisa tetap hidup dan menikmati hidup. Orang yang didiagnosa dokter tentang sisa hidupnya akan melewati masa sulitnya, saat ia menaruh harapan sepenuhnya pada Tuhan dalam hatinya. Ia akan terus berjuang untuk sembuh, walau hanya setitik harapan yang ia lihat diakhir hidupnya.
Bagi setiap orang percaya, hal-hal seperti itu hendaknya tidak membuat kita menjadi takut karena Allah sendiri berjanji ada kehidupan kekal bagi setiap orang percaya. Bahkan dikatakan bahwa kematian bukanlah akhir dari segalanya, melainkan awal dari kehidupan kekal. “Dan setiap orang yang hidup dan yang percaya kepada-Ku, tidak akan mati selama-lamanya. Percayakah engkau akan hal ini?” (Yohanes 11:26)
Pengharapan yang kita miliki bukanlah pengharapan fana, tetapi pengharapan dalam kekekalan. Pengharapan yang tidak lekang oleh tempat dan waktu. Ada rancangan damai sejahtera yang Allah berikan bagi setiap anak-Nya, saat kita menaruh pengharapan ditempat yang benar.
“Sebab Aku ini mengetahui rancangan-rancangan apa yang ada pada-Ku mengenai kamu, demikianlah firman Tuhan, yaitu rancangan damai sejahtera dan bukan rancangan kecelakaan, untuk memberikan kepadamu hari depan yang penuh harapan.” (Yeremia 29:11)
Refleksi saat kita menaruh harapan secara utuh atas kedaulatan Tuhan, maka mujizat, berkat, serta hidup yang berkemenangan akan menjadi bagian dari hidup kita. Kita tidak mampu mengubah keadaan, tetapi kita mampu mengubah hati kita untuk memandang segala ketidakpastian menjadi suatu pengharapan. Tetaplah berharap, dan nikmati setiap kemenangan dalam hidup.