Yohanes 12:26
Barangsiapa melayani Aku, ia harus mengikut Aku dan di mana Aku berada, di situ pun pelayan-Ku akan berada. Barangsiapa melayani Aku, ia akan dihormati Bapa.
Bacaan Alkitab setahun: Mazmur 29; Kisah Para Rasul 1; Keluaran 7-8
Salah satu modal untuk bisa melayani Tuhan adalah kesiapan diri. Contoh utama yang harus kita teladani adalah Yesus. Dimanapun Yesus berada, dengan siapapun, dan kapanpun, Yesus selalu siap untuk memberi waktu, tenaga maupun materi.
Setiap pelayanan Yesus terkandung belas kasih yang tanpa batas kepada setiap orang. Dalam Yohanes 12:26, kita belajar bahwa untuk melayani Yesus diperlukan komitmen dan kesungguhan yang tanpa batas. “Barangsiapa melayani Aku, ia harus mengikuti Aku dan dimana Aku berada, di situ pun pelayan-Ku berada.”
Pelayan seperti ini adalah anak-anak Allah yang mampu memuaskan hati Bapa. Karena melayani Tuhan, berarti melayani perasaan-Nya, pikiran-Nya dan kehendak-Nya untuk dilakukan.
Pada dasarnya, pelayan yang benar tidak selalu harus menjadi pejabat gereja, aktivis atau menyandang sekolah teologia. Pelayanan yang benar adalah pelayanan yang tanpa batas. Artinya usaha yang dilakukan demi kepentingan atau keuntungan Tuhan sehingga memuaskan dan menyenangkan hati Tuhan.
Pelayanan tidak dibatasi oleh ruang dan waktu, atau hanya dilakukan di lingkungan gereja saja. Tempat pelayanan orang percaya adalah seluruh wilayah dimana mereka menyelenggarakan hidup bagi kepentingan bersama. Baik itu keluarga, pekerjaan, atau masyarakat kita tinggal. Kita harus tampil sebagai pelayan Tuhan dengan melakukan sesuatu yang sesuai dengan pikiran dan perasaan Tuhan.
Kita harus sadar, bahwa apapun yang kita lakukan seharusnya merupakan reaksi dan perasaan Tuhan. Karena seorang yang hidup dengan pola pikir yang sama seperti Yesus, akan mampu dan bersedia meninggalkan segala perbuatan dosa serta keinginan daging untuk mempersembahkan hidupnya bagi kemuliaan Yesus.
Jadi, apapun yang kita kerjakan dan lakukan mari hari ini, marilah kita terhubung dengan Yesus terlebih dahulu, sehingga apapun yang kita katakan dan lakukan itu semua mencerminkan pikiran dan perasaan-Nya, sehingga kita mampu melayani Allah dengan tanpa batas.