Lukas 9: 20
Yesus bertanya kepada mereka: "Menurut kamu, siapakah Aku ini?" Jawab Petrus: "Mesias dari Allah."
Bacaan Alkitab Setahun: Mazmur 104; Lukas 16; Yosua 19-20
Yesus tahu orang-orang akan membicarakan mukjizat yang dilakukan Yesus saat memberi makan lima ribu orang. Tetapi orang-orang akan mempertanyakan siapa sosok dibalik mukjizat tersebut.
Kemudian Yesus mengingatkan supaya tidak memberi tahu siapapun tentang hal itu dengan mengatakan, “Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya di antara orang yang hadir di sini ada yang tidak akan mati sebelum mereka melihat Kerajaan Allah.” (Lukas 9: 27)
Pertama kali saya mempelajari hal ini, saya berpikir, “Apa sebenarnya maksud Yesus ini? Murid-murid-Nya sudah lama meninggal dan kami masih menunggu untuk melihat kerajaan Allah.” Tapi saya kurang memiliki pewahyuan. Saya berasumsi Dia sedang berbicara tentang surga, tetapi pada kenyataannya, Dia mengacu pada otoritas yang diambil kembali.
Pada mulanya, saat Adam dan Hawa jatuh dalam dosa, otoritas dan kekuasaan yang Tuhan berikan kepada manusia beralih kepada iblis. Yesus datang untuk mengambil kembali otoritas tersebut.
“Untuk inilah Anak Allah menyatakan diri-Nya, yaitu supaya Ia membinasakan perbuatan-perbuatan Iblis itu.” (1 Yohanes 3: 8)
Setelah mukjizat memberi makan ribuan orang itu, Yesus mengingatkan, “Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya di antara orang yang hadir di sini ada yang tidak akan mati sebelum mereka melihat Kerajaan Allah.” Dia sedang membicarakan tentang kemenangan-Nya di kayu salib, yang semakin dekat.
Hal ini dibuktikan melalui konteks lain dari Alkitab.
“Kira-kira delapan hari sesudah segala pengajaran itu, Yesus membawa Petrus, Yohanes dan Yakobus, lalu naik ke atas gunung untuk berdoa. Ketika Ia sedang berdoa, rupa wajah-Nya berubah dan pakaian-Nya menjadi putih berkilau-kilauan. Dan tampaklah dua orang berbicara dengan Dia, yaitu Musa dan Elia. Keduanya menampakkan diri dalam kemuliaan dan berbicara tentang tujuan kepergian-Nya yang akan digenapi-Nya di Yerusalem.” (Lukas 9: 28-31)
Bagian ini sering disebut dengan transfigurasi. Saat Dia berdoa dan berbicara dengan dua orang yang Ia temui, wajah Yesus berubah hari itu. Namun menariknya adalah mereka memakai kata “mati” dan “digenapi” dalam kalimat yang sama. Kata-kata “bertahan” atau “menderita” mungkin tampak lebih tepat, tetapi bukan kata mencapai, bukan?
Tidak.
“Sesungguhnya di antara orang yang hadir di sini ada yang tidak akan mati sebelum mereka melihat Kerajaan Allah.” Murid-murid-Nya tidak memahami kalimat tersebut. Lalu seminggu kemudian, beberapa pemandu sorak dari surga menyemangati Yesus tentang apa yang akan terjadi. Musa dan Elia berbicara dengan-Nya tentang kematian Yesus, yang akan Ia hadapi di Yerusalem. Misi mereka adalah untuk memompa semangat Yesus menjelang masa-masa penderitaan-Nya. Karena Dia mengambil kembali otoritas Allah untuk menyelamatkan umat manusia. Kematian-Nya di kayu salib, akan menjadi kemenangan besar bagi Allah dan manusia.
“…yang dengan mengabaikan kehinaan tekun memikul salib ganti sukacita yang disediakan bagi Dia, yang sekarang duduk di sebelah kanan takhta Allah.” (Ibrani 12: 1-2)
Dengan kata lain, Dia menatap kepada kemenangan yang akan Ia peroleh. Dia tidak fokus kepada salib itu sendiri atau rasa sakit itu. Sebaliknya, Dia fokus kepada kebangkitan.
Di bagian ini Dia berkata bahwa Dia "menanggung salib" yang sesungguhnya. Tetapi Musa dan Elia datang untuk mengingatkan Dia tentang tujuan-Nya. Dia akan mencapai kemenangan terbesar yang pernah atau akan terjadi! Salib tidak akan mudah, dan Tuhan tidak ingin anak-Nya berkecil hati, jadi Dia mengirim utusan-utusan itu untuk mengingatkan Dia bahwa kematian-Nya yang akan datang akan menjadi kemenangan besar.
Tak heran wajah-Nya berubah! “Saat Dia berdoa, wajah-Nya berubah dan jubah-Nya menjadi putih dan berkilauan.” Wajah kita juga berubah ketika fokus kita tertuju kepada hal yang benar (kemenangan kita di dalam Kristus).
Jadi, Tuhan sudah mengumpulkan seluruh surga di belakang kita supaya kita bisa berlari dengan tekun dalam perlombaan yang ditetapkan di hadapan kita. Ingatlah bahwa kita termasuk orang-orang yang belum merasakan kematian, namun sudah melihat otoritas Tuhan melalui kebangkitan Yesus.
Hak cipta Daphne Delay, diambil dari renungan CBN