Hosea 2: 13
Sebab itu, sesungguhnya, Aku ini akan membujuk dia, dan membawa dia ke padang gurun, dan berbicara menenangkan hatinya.
Bacaan Alkitab setahun: Mazmur 92; Lukas 4; Ulangan 29-30
Nabi Hosea memiliki pekerjaan yang tidak mudah. Tuhan memerintahkannya untuk mengambil seorang istri yang mereka ketahui bahwa ia tidak akan setia. Benar, Hosea menikahi Gomer si pelacur. Hosea dan Gomer memiliki beberapa anak bersama, namun pada akhirnya Gomer kembali ke cara lamanya. Dia meninggalkan Hosea untuk kembali kepada kekasihnya, dan berakhir di pasar budak.
Kemudian Hosea melakukan hal yang diluar pikiran manusia, Hosea membeli Gomer.
“Berfirmanlah TUHAN kepadaku: "Pergilah lagi, cintailah perempuan yang suka bersundal dan berzinah, seperti TUHAN juga mencintai orang Israel, sekalipun mereka berpaling kepada allah-allah lain dan menyukai kue kismis." Lalu aku membeli dia bagiku dengan bayaran lima belas syikal perak dan satu setengah homer jelai. Aku berkata kepadanya: "Lama engkau harus diam padaku dengan tidak bersundal dan dengan tidak menjadi kepunyaan seorang laki-laki; juga aku ini tidak akan bersetubuh dengan engkau."” (Hosea 3: 1-3).
Artinya, Hosea menebus pengantinnya yang nakal. Alih-alih meninggalkannya pada konsekuensi alam, Hosea membawanya kembali ke dalam perjanjian pernikahan.
Sejak awal, Tuhan menjelaskan kepada Hosea mengenai rasa sakit dari pengkhianatan, tidak tahu terimakasih, dan sifat yang berubah-ubah dari Gomer adalah sama seperti yang dialami Tuhan dengan mempelai wanitanya, Bangsa Israel.
Penyembahan berhala jauh melebihi kesetiaan pada perjanjia, bangsa itu semakin terjerat dengan kerajaan asing, hingga melawan perintah langsung Allah. Mereka adalah pengantin yang nakal dan nasib mereka tidak kurang dari Gomer. Hosea meyakinkan setiap orang Israel tentang konsekuensi alami dari tindakan mereka, dan perbudakan kemiskinan yang akan datang nantinya.
Namun Tuhan tidak sekalipun meninggalkan mereka. Sebaliknya, ketika semua yang mereka percaya dilucuti, Tuhan tetap terbuka pada mereka dan berkata, “Sebab itu, sesungguhnya, Aku ini akan membujuk dia, dan membawa dia ke padang gurun, dan berbicara menenangkan hatinya. Aku akan menjadikan engkau isteri-Ku untuk selama-lamanya dan Aku akan menjadikan engkau isteri-Ku dalam keadilan dan kebenaran, dalam kasih setia dan kasih sayang,” (Hosea 2: 13, 18).
Setelah semua hartanya dan kemakmurannya hilang, dewa-dewanya meninggalkannya, Israel mendapati bahwa mereka bukanlah objek murkan tertinggi, tetapi belas kasih lah yang tertinggi. Semua ini terlepas dari pelanggaran perjanjian, janji, dan rasa tak berterimakasih kepada Tuhan yang telah menyelamatkan mereka dari perbudakan.
Jangan pernah lupa bahwa gurun sekalipun dapat menjadi tempat pemulihan di tangan Tuhan.
Tuhan ingin kita tahu, bahwa kita bukan hanya memiliki semua kenyamanan dan kesenangan makhluk kita dari-Nya, tetapi bahwa Dia masih memiliki hak dan gelar yang tak terbantahkan atas mereka, bahwa mereka lebih miliknya daripada milik kita, dan oleh karena itu harus digunakan untuk dia, dan diperhitungkan kepadanya.
Disadurkan dari crosswalk.com. Hak cipta oleh Katherine Britton.
Apakah Anda butuh didoakan? Hubungi SAHABAT24 kami melalui kontak Whatsapp 0822 1500 2424 atau klik link doa ini https://bit.ly/InginDidoakan