Inilah Arti Paskah yang Sebenarnya
Kalangan Sendiri

Inilah Arti Paskah yang Sebenarnya

Lori Official Writer
      4249

1 Korintus 15: 3b-4

….Kristus telah mati karena dosa-dosa kita, sesuai dengan Kitab Suci, bahwa Ia telah dikuburkan, dan bahwa Ia telah dibangkitkan, pada hari yang ketiga, sesuai dengan Kitab Suci…

 

 

Bacaan Alkitab Setahun: Mazmur 108; Lukas 20; Hakim-Hakim 3-4

Yesus datang ke kota untuk merayakan Paskah dan sudah dekat waktunya bahwa Dia akan dikhianati oleh salah satu murid-Nya, dipermalukan dan diolok-olok di depan umum, dipukuli sampai tak lagi dikenali dan digantung di kayu salib sampai mati. 

Itu terjadi di malam sebelum penderitaan-Nya ketika menyampaikan permintaan khusus kepada para pengikutnya bahwa Dia menyerahkan tubuh-Nya bagi mereka dan mencurahkan darah-Nya sebagai korban. 

Cara terbaik untuk memahami makna Paskah yang sebenarnya adalah dari perspektif Yesus sendiri. 

Di dalam Lukas 22 kita bisa mengetahui gambaran ketika malam sebelum Dia disalibkan.

“Ketika tiba saatnya, Yesus duduk makan bersama-sama dengan rasul-rasul-Nya. Kata-Nya kepada mereka: "Aku sangat rindu makan Paskah ini bersama-sama dengan kamu, sebelum Aku menderita. Sebab Aku berkata kepadamu: Aku tidak akan memakannya lagi sampai ia beroleh kegenapannya dalam Kerajaan Allah." Kemudian Ia mengambil sebuah cawan, mengucap syukur, lalu berkata: "Ambillah ini dan bagikanlah di antara kamu. Sebab Aku berkata kepada kamu: mulai dari sekarang ini Aku tidak akan minum lagi hasil pokok anggur sampai Kerajaan Allah telah datang." Lalu Ia mengambil roti, mengucap syukur, memecah-mecahkannya dan memberikannya kepada mereka, kata-Nya: "Inilah tubuh-Ku yang diserahkan bagi kamu; perbuatlah ini menjadi peringatan akan Aku." Demikian juga dibuat-Nya dengan cawan sesudah makan; Ia berkata: "Cawan ini adalah perjanjian baru oleh darah-Ku, yang ditumpahkan bagi kamu.” (Lukas 22: 14-20)

Inti dari Paskah terletak pada kata-katanya yaitu ‘Perjanjian Baru antara Allah dan manusia’.

Untuk menempatkan perjanjian baru ini dalam konteksnya, kita harus kembali kepada sejarah. Jauh sebelum Yesus lahir, Tuhan membuat perjanjian lain dengan umat-Nya (bangsa Israel), bagi sebagian untuk melipatgandakan mereka, bagi sebagian lainnya untuk memberkati mereka dan sebagian untuk memberi mereka hak atas wilayah.

Sepanjang jalan, Tuhan menuntut orang percaya untuk mengenali sifat mereka, mengakui dosa-dosa mereka, meminta pengampunan atas dosa-dosa mereka dan mempersembahkan korban tertentu kepada para imam sebagai persembahan untuk dosa-dosa mereka. 

Tradisi mereka setiap kali Paskah dilakukan dengan mengorbankan anak domba yang tidak bercatat, seperti yang dilakukan orang Israel ketika mereka mengecat tiang pintu mereka dengan darah domba di malam Paskah yang sebenarnya, ketika Musa memimpin umat Allah keluar dari Mesir (Keluaran 12: 11-13).

Korban anak domba adalah bagian penting untuk menyelamatkan nyawa orang Israel saat Paskah serta untuk mengenang peristiwa itu di masa depan. Tuhan memberi Musa dan Harun instruksi khusus tentang bagaimana menghormati Tuhan dengan perayaan Paskah tahunan. Domba adalah puncak dari perjamuan Paskah. Domba-domba itu harus tidak bercatat dan dipelihara selama beberapa hari sebelum dikorbankan, menambah pemahaman bahwa pengorbanan terakhir dekat dengan hati orang-orang yang dosanya sudah ditebus.

Paskah di zaman Perjanjian Lama memiliki hubungan yang erat dengan Paskah kebangkitan Yesus karena berbagai alasan. Yaitu Yesus adalah ‘anak domba yang tidak bercacat’ saat Dia mengorbankan hidupnya bagi dosa semua orang yang percaya kepada-Nya, untuk membawa mereka ke dalam hubungan yang benar dengan Bapa.

Sama seperti orang Israel yang merayakan kebebasan mereka dari perbudakan bangsa Mesir di momen Paskah, orang Kristen merayakan kemenangan atas dosa melalui kematian dan kebangkitan Yesus. Yesus berkata bahwa perjanjian baru antara Allah dan manusia adalah perjanjian yang diteguhkan dengan darah Yesus, yang dicurahkan sebagai korban bagi manusia. Bukan suatu kebetulan bahwa Yesus menyerahkan hidupNya di hari Paskah. Itulah waktu yang ditentukan dan dipilih oleh Bapa.

Apa makna Paskah yang sebenarnya? Dalam Yohanes 1: 29, ketika dia melihat Yesus mendekat, Yohanes Pembaptis mengumumkan kepada orang banyak di sekelilingnya, “Lihat! Anak Domba Allah yang menghapus dosa dunia!”

Dia tahu bahwa Yesus adalah anak Allah, Mesias yang telah lama dinantikan, yang telah dijanjikan oleh para nabi Allah untuk menyelamatkan umat manusia dari dosa-dosa mereka dan untuk memberi mereka hubungan sepenuh hati yang dalam dengan Allah Bapa. Perjanjian Baru akan menjadi perjanjian yang kekal.

“Sesungguhnya, akan datang waktunya, demikianlah firman TUHAN, Aku akan mengadakan perjanjian baru dengan kaum Israel dan kaum Yehuda, bukan seperti perjanjian yang telah Kuadakan dengan nenek moyang mereka pada waktu Aku memegang tangan mereka untuk membawa mereka keluar dari tanah Mesir; perjanjian-Ku itu telah mereka ingkari, meskipun Aku menjadi tuan yang berkuasa atas mereka, demikianlah firman TUHAN. Tetapi beginilah perjanjian yang Kuadakan dengan kaum Israel sesudah waktu itu, demikianlah firman TUHAN: Aku akan menaruh Taurat-Ku dalam batin mereka dan menuliskannya dalam hati mereka; maka Aku akan menjadi Allah mereka dan mereka akan menjadi umat-Ku. Dan tidak usah lagi orang mengajar sesamanya atau mengajar saudaranya dengan mengatakan: Kenallah TUHAN! Sebab mereka semua, besar kecil, akan mengenal Aku, demikianlah firman TUHAN, sebab Aku akan mengampuni kesalahan mereka dan tidak lagi mengingat dosa mereka." (Yeremia 31: 31-34)

“Sendengkanlah telingamu dan datanglah kepada-Ku; dengarkanlah, maka kamu akan hidup! Aku hendak mengikat perjanjian abadi dengan kamu, menurut kasih setia yang teguh yang Kujanjikan kepada Daud.” (Yesaya 55: 3)

Yesus, korban anak domba, Juruslamat kita, Allah kita, Penebus kita, Ia menyerahkan nyawa-Nya sebagai korban bagi kita untuk membayar dosa-dosa kita. Saat Dia bangkit dari kematian setelah tiga hari kemudian, Dia memberikan kemenangan atas dosa yang memisahkan kita dari kasih Allah. Dia menyediakan perjanjian baru atas kita.

“….Kristus telah mati karena dosa-dosa kita, sesuai dengan Kitab Suci, bahwa Ia telah dikuburkan, dan bahwa Ia telah dibangkitkan, pada hari yang ketiga, sesuai dengan Kitab Suci…” (1 Korintus 15: 3b-4)

 

Hak cipta Beth Patch, diambil dari renungan CBN

Ikuti Kami