1 Yohanes 1: 9
Jika kita mengaku dosa kita, maka Ia adalah setia dan adil, sehingga Ia akan mengampuni segala dosa kita dan menyucikan kita dari segala kejahatan.
Bacaan Alkitab Setahun: Mazmur 75; Roma 3; Bilangan 33-3
Onak duri merupakan sebuah simbol dari rasa sakit yang kita alami dalam hidup. Itu adalah semacam luka-luka yang tidak menyehatkan.
Di dalam Hakim-hakim 2: 3 disebutkan, “Aku tidak akan menghalau orang-orang itu dari depanmu, tetapi mereka akan menjadi musuhmu dan segala allah mereka akan menjadi jerat bagimu.” Melalui ayat ini, onak duri digambarkan sebagai orang jahat.
Di masa-masa prapaskah ini, orang Kristen mulai bersiap-siap untuk merayakan kemenangan Kristus atas dosa dan kematian. Kita mengambil waktu untuk merenungkan dosa-dosa kita di masa ini. Karena kita telah menjadi mahkota duri-Nya. Tapi prapaskah bukan hanya masa-masa dimana kita menyesali dosa kita. Pesan Paskah adalah bahwa duri terkutuk itu tidak boleh mencekik kehidupan kita. Kristus menghidupkan kita untuk menjadi ‘seperti pohon yang ditanam di tepi aliran air, yang menghasilkan buah pada musimnya…’ (Mazmur 1: 3)
Puasa prapaskah menjadi awal yang baik untuk mendorong kita merefleksikan kembali kegagalan yang kita lakukan selama ini. Prapaskah adalah saat kita bersama-sama bisa menghancurkan dosa-dosa yang membelenggu kita. Misalnya, kita bukan hanya menahan rasa lapar selama puasa dan mengendalikan emosi skita. Tetapi puasa prapaskah adalah masa-masa kita secara disiplin mematikan hal-hal yang menghalangi kita dari persekutuan yang lebih mendalam bersama Tuhan. Kita harus mengejar kehidupan yang lebih berkelimpahan.
Di rumah kami, hari dimulai dengan beribadah dan mendiskusikan Alkitab bersama-sama. Di Rabu Abu, kami memangkas semak mawar dan membuat karangan bunga berduri.
Karangan bunga berduri itu menjadi pengingat atas dosa kita. Kita bertanya kepada Tuhan apa yang menghambat pertumbuhan kita, apa yang membuat kita merasa kurang.
Lalu kami meminta Dia untuk menunjukkan kepada kami apa yang bisa Dia lakukan dalam hidup kami di tahun ini. Lalu kami meminta satu sama lain untuk membantu kami mendisiplinkan diri kami sendiri.
Lalu di Jumat Agung kami mengadakan api unggun. Saat kami menaruh duri itu di atas api, kami mengingat bahwa api murka Allah dicurahkan kepada Kristus untuk menghancurkan dosa-dosa kami. Kita hanya bisa mengandalkan iman kita kepada karya Kristus di kayu salib untuk menjamin kita tidak perlu lagi terhambat dengan dosa-dosa kita.
Hak cipta Kim Anderson, diambil dari Devotional CBN.