Hati yang Murni Adalah Hati yang Berpusat Pada Tuhan
Kalangan Sendiri

Hati yang Murni Adalah Hati yang Berpusat Pada Tuhan

Claudia Jessica Official Writer
      6694

Matius 5: 8

Berbahagialah orang yang suci hatinya, karena mereka akan melihat Allah.

 

Bacaan Alkitab setahun: Mazmur 3; Matius 3; 1 Raja-Raja 21-22

Suatu ketika saya berjalan di pantai, saya berdiri dan merasa takjub. Bukan karena ombak putih yang menarik perhatian saya, namun sekawanan kecil yang ada disekitarnya, ombak dengan busa putih yang terlihat seperti gelembung sabun. Pinggiran pantai yang dipenuhi dengan busa putih yang terlihat seperti gelembung sabun.

Saya melangkahkan kaki saya ke sana dan menyentuh kumpulan busa itu. Bersih. Rasanya seperti perasaan baru yang dicuci dan diatur dengan benar. Bersih adalah kata yang menyegarkan. Namun, dibutuhkan kerja keras untuk menjaga kebersihan rumah. Terutama menjaga hati kita tetap bersih.

Sama seperti terlihat mustahil untuk menjaga lautan tetap bersih, begitu  pula dalam menjaga hati kita tetap murni sepanjang waktu. Namun, Yesus menambahkan, “murni hatinya” sebagai syarat untuk kebahagiaan dan berkat.

Matius 5: 8 “Berbahagialah orang yang suci hatinya, karena mereka akan melihat Allah.”

Berbahagialah mereka yang “bebas dari pemikiran yang salah, keinginan yang rusak dan motif yang tidak murni.”  Berbahagialah mereka yang bebas dari noda dan kesengsaraan dosa. Berkat yang mereka terima adalah melihat Tuhan sendiri lebih memahami siapa Dia karena mereka belajar bagaimana berpikir seperti Dia, dalam kemurnian dan kekudusan. Mendekat kepada-Nya tanpa dosa atau rasa bersalah mengingatkan mereka bahwa mereka tidak bisa. Mengenal Dia, artinya tidak sama seperti sebelumnya dan menjalani hidup bersama-Nya.

Sama seperti ombak yang terus-menerus berputar ke pantai dan mundur ke lautan, membawa serta pasir dan kerang, firman Tuhan mengalir deras ke dalam hati kita ketika kita mempelajarinya dan menghilangkan kotoran dan debu yang melekat dari kehidupan kita. Tuhan yang mengucapkan kata-kata suci dari Khotbah di Bukit adalah Tuhan yang sama yang hari ini membersihkan gereja-Nya dengan kebenaran. Dengan pembasuhan air oleh firman (Efesus 5:26), Kristus menjaga kemurnian mempelai-Nya.

Ketika kita menaati kebenaran, jiwa kita dimurnikan (1 Petrus 1:22). Tetap bersih bukan hal yang mustahil di dunia yang penuh dengan dosa, rasa bersalah, dan rasa malu. Itu bisa menjadi kenyataan saat kita tetap dekat dengan pembersih jiwa kita dan pembaharu hati kita. Ini bisa menjadi kenyataan sehari-hari dari pembersihan terus-menerus. “Hati yang murni” membuat kita menjadi lentera bersih yang melaluinya Tuhan dapat menyinari cahaya kasih dan kebenaran-Nya.

Saat Tuhan merenovasi hati kita menjadi lebih seperti hati-Nya, Dia tidak hanya membersihkan yang buruk, tetapi juga menggantinya dengan yang baik. Dia menanamkan dalam diri kita cara berpikir, perasaan, dan tindakan yang benar—cara-Nya, dalam rupa-Nya—sehingga apa yang kita berikan tidak berpusat pada diri sendiri tetapi berpusat pada Tuhan.

“Hati yang murni” adalah hati yang berpusat pada Tuhan, didorong oleh karakter-Nya sendiri, sadar akan tujuan-Nya di dunia. Hati yang murni dibutuhkan untuk mengarahkan perhatian manusia pada kualitas kasih Tuhan, pada kekuatan karakter dan kebaikan-Nya.

Apa pun tenggat waktu dan jadwal yang menarik perhatian kita, godaan apa pun yang menarik hati kita, mari luangkan waktu setiap hari untuk berada dalam firman Tuhan dan berbicara dengan-Nya.

Mari izinkan kebenaran-Nya membasuh jiwa kita dan membersihkannya dari kotoran yang telah terkumpul selama kita berjalan di dunia. Sama seperti ombak yang terus-menerus menyapu pantai, “ombak” kebenaran dan kasih setia Tuhan membersihkan kita dari hari ke hari.

Maka kemurnian tidak akan menjadi cita-cita yang di luar jangkauan, tetapi kenyataan yang kita miliki dan hargai.

 

Hak Cipta © 2018 oleh Katy Kauffman, Heart Renovation: A Construction Guide to Godly Character (Buford, Georgia: Lighthouse Bible Studies, 2018), 303-305. Diadaptasi untuk CBN.com. Digunakan dengan izin.

Ikuti Kami