Bekas Luka Yang Memudar
Kalangan Sendiri

Bekas Luka Yang Memudar

Puji Astuti Official Writer
      5109

2 Korintus 5:17

Jadi siapa yang ada di dalam Kristus, ia adalah ciptaan baru: yang lama sudah berlalu, sesungguhnya yang baru sudah datang.

Bacaan Alkitab Setahun [kitab]Mazmu102[/kitab] ; [kitab]Lukas23[/kitab] ; [kitab]Yehez9-10[/kitab]

"Tuhan, terima kasih karena telah menyelamatkan saya dari cengkeraman neraka ... dan bekas luka dari neraka."

Bahkan saat saya berbicara, saya dikejutkan oleh kata-kata saya sendiri. Tapi itu sangat benar ... tidak hanya kita telah diselamatkan dari cengkeraman neraka, tetapi jika kita mengijinkan Tuhan untuk sepenuhnya mengubah kita, bekas luka dari "neraka di bumi" akan memudar dari pandangan, dan kecuali hanya bekas  yang memudar  dalam ingatan kita, bekas itu menjadi hampir hilang.

Sebelum menerima Kristus, saya punya masalah rasa  ketidakamanan. Tuntunan  moral atau orangtua yang saya miliki dilindas oleh tekanan teman sebaya dan keinginan untuk diterima. Yang saya tidak tahu adalah bahwa hal tersebut merupakan jerat musuh untuk siksaan yang lebih hebat karena dosa apa pun yang saya buat dalam kelemahan kemudian menjadi penderitaan yang digunakan si jahat  terhadap saya sebagai ikatan yang membuat saya malu.

Pada usia 21, saya memberikan hidup saya kepada Yesus. Hatiku menjadi Rumah-Nya - tapi seperti apa rumah itu dulu! Penuh rasa bersalah, penghukuman, dan keraguan diri, hati saya adalah tempat yang berantakan. Namun, dalam satu pengakuan iman, Yesus  menyapu bersih itu; tapi pikiran saya dipenuhi dengan kenangan yang menyiksa dari kesalahan masa lalu (tidak termasuk yang saya terus perbuat sebagai bayi rohani di dalam Kristus).

Tetapi Yesus tidak pernah menyerah pada saya. Alkitab berkata Dia mengasihi aku dan menyerahkan diri-Nya bagi saya. Bahwa :

“…sesudah Ia menyucikannya dengan memandikannya dengan air dan firman, supaya dengan demikian Ia menempatkan jemaat di hadapan diri-Nya dengan cemerlang tanpa cacat atau kerut atau yang serupa itu, tetapi supaya jemaat kudus dan tidak bercela." (Efesus 5: 25-26).

Hatiku adalah rumah-Nya, tapi oleh FirmanNya hati saya dibersihkan, mencuci dan menggosok interior pikiran saya sampai semua memori dari ikatan saya sebelumnya di “neraka dunia ini” terhapus - kecuali sebuah memori samar yang diperlukan agar saya selalu  ingat karunia dan rahmat-Nya terhadap saya.

Ketika saya merenungkan kebaikan Tuhan, saya tidak bisa menahan untuk berpikir  tentang sepuluh orang kusta yang disembuhkan oleh Yesus. Mereka berteriak dalam penderitaan memohon pembebasan dari "neraka di bumi” mereka kepada Yesus. Dan dengan belas kasih,

“...Ia memandang mereka dan berkata: "Pergilah, perlihatkanlah dirimu kepada imam-imam." Dan sementara mereka di tengah jalan mereka menjadi tahir.” (Lukas 17: 11-14).

Penyakit kusta yang bernanah dan menyakitkan menjadi mengering oleh Firman-Nya karena mereka mematuhi instruksi-Nya.  Mereka pasti merasa seketika itu juga sembuh seperti yang saya lakukan ketika saya memberikan hati saya kepada Yesus. Dan tanpa pertanyaan para imam akan dapat melihat mereka disembuhkan - tidak lagi sama. Tapi bekas luka dari kondisi mereka yang dulu akan tetap ada pada tubuh mereka. Namun dilain pihak, bekas luka mereka akan selalu menjadi kesaksian kasih dan kemurahan Allah dalam hidup mereka.

Tapi satu penderita kusta memisahkan diri dari kesembilan orang yang lain ketika melihat bahwa ia telah sembuh.

Seorang dari mereka, ketika melihat bahwa ia telah sembuh, kembali sambil memuliakan Allah dengan suara nyaring, lalu tersungkur di depan kaki Yesus dan mengucap syukur kepada-Nya. Orang itu adalah seorang Samaria. (Lukas 17: 15-16).

Menyakitkan memang memiliki luka yang kelihatan di luar, tapi yang paling sering menyebabkan kesengsaraan  yang paling menyakitkan adalah luka di dalam hati yang tidak kelihatan. Saya tidak bisa mengatakan dengan pasti, tapi menurut saya orang ini berbalik untuk mengucapkan terima kasih kepada Yesus karena sesuatu yang lebih besar dari  luka yang terlihat di luar. Dan sebuah tindakan belas kasihan menakjubkan ditunjukkan Yesus  saat ia berkata kepada orang kusta yang sembuh itu,

"Berdirilah dan pergilah, imanmu telah menyelamatkan engkau." (Lukas 17:19).

Bekas luka orang ini akhirnya dihapus.

Dengan setiap pewahyuan tentang Yesus, bekas luka saya dihapus juga. Jika saya menceritakan kisah saya dulu, orang yang kenal saya sekarang akan sulit percaya bahwa saya dulu seperti itu. Ketika Yesus melakukan perubahan dalam diri seseorang, Dia membuat mereka  menjadi "  ciptaan baru: yang lama sudah berlalu, sesungguhnya yang baru sudah datang." (2 Korintus 5:17).

Ikuti Kami