2 Korintus 5:17
Jadi siapa yang ada di
dalam Kristus, ia adalah ciptaan baru: yang lama sudah berlalu, sesungguhnya yang baru sudah datang.
Bacaan Alkitab Setahun [kitab]Mazmu102[/kitab] ; [kitab]Lukas23[/kitab] ; [kitab]Yehez9-10[/kitab]
"Tuhan, terima kasih karena telah menyelamatkan saya
dari cengkeraman neraka ... dan bekas luka dari neraka."
Bahkan saat saya berbicara, saya dikejutkan oleh kata-kata
saya sendiri. Tapi itu sangat benar ... tidak hanya kita telah diselamatkan
dari cengkeraman neraka, tetapi jika kita mengijinkan Tuhan untuk sepenuhnya
mengubah kita, bekas luka dari "neraka di bumi" akan memudar dari
pandangan, dan kecuali hanya bekas yang memudar
dalam ingatan kita, bekas itu menjadi
hampir hilang.
Sebelum menerima Kristus, saya punya masalah rasa ketidakamanan. Tuntunan moral atau orangtua yang saya miliki dilindas oleh
tekanan teman sebaya dan keinginan untuk diterima. Yang saya tidak tahu adalah
bahwa hal tersebut merupakan jerat musuh untuk siksaan yang lebih hebat karena
dosa apa pun yang saya buat dalam kelemahan kemudian menjadi penderitaan yang digunakan
si jahat terhadap saya sebagai ikatan
yang membuat saya malu.
Pada usia 21, saya memberikan hidup saya kepada Yesus.
Hatiku menjadi Rumah-Nya - tapi seperti apa rumah itu dulu! Penuh rasa
bersalah, penghukuman, dan keraguan diri, hati saya adalah tempat yang
berantakan. Namun, dalam satu pengakuan iman, Yesus menyapu bersih itu; tapi pikiran saya dipenuhi
dengan kenangan yang menyiksa dari kesalahan masa lalu (tidak termasuk yang
saya terus perbuat sebagai bayi rohani di dalam Kristus).
Tetapi Yesus tidak pernah menyerah pada saya. Alkitab
berkata Dia mengasihi aku dan menyerahkan diri-Nya bagi saya. Bahwa :
“…sesudah Ia menyucikannya dengan memandikannya dengan air
dan firman, supaya dengan demikian Ia menempatkan jemaat di hadapan diri-Nya
dengan cemerlang tanpa cacat atau kerut atau yang serupa itu, tetapi supaya
jemaat kudus dan tidak bercela." (Efesus 5: 25-26).
Hatiku adalah rumah-Nya, tapi oleh FirmanNya hati saya dibersihkan,
mencuci dan menggosok interior pikiran saya sampai semua memori dari ikatan
saya sebelumnya di “neraka dunia ini” terhapus - kecuali sebuah memori samar
yang diperlukan agar saya selalu ingat
karunia dan rahmat-Nya terhadap saya.
Ketika saya merenungkan kebaikan Tuhan, saya tidak bisa menahan
untuk berpikir tentang sepuluh orang
kusta yang disembuhkan oleh Yesus. Mereka berteriak dalam penderitaan memohon
pembebasan dari "neraka di bumi” mereka kepada Yesus. Dan dengan belas kasih,
“...Ia memandang mereka dan berkata: "Pergilah, perlihatkanlah dirimu kepada imam-imam." Dan
sementara mereka di tengah jalan mereka menjadi tahir.”
(Lukas 17: 11-14).
Penyakit kusta yang bernanah dan menyakitkan menjadi
mengering oleh Firman-Nya karena mereka mematuhi instruksi-Nya. Mereka pasti merasa seketika itu juga sembuh
seperti yang saya lakukan ketika saya memberikan hati saya kepada Yesus. Dan
tanpa pertanyaan para imam akan dapat melihat mereka disembuhkan - tidak lagi
sama. Tapi bekas luka dari kondisi mereka yang dulu akan tetap ada pada tubuh mereka.
Namun dilain pihak, bekas luka mereka akan selalu menjadi kesaksian kasih dan
kemurahan Allah dalam hidup mereka.
Tapi satu penderita kusta memisahkan diri dari kesembilan orang yang lain ketika melihat bahwa ia telah sembuh.
Seorang dari mereka, ketika melihat bahwa ia telah sembuh, kembali sambil memuliakan Allah dengan suara nyaring, lalu tersungkur di depan kaki Yesus dan mengucap syukur kepada-Nya. Orang itu adalah seorang Samaria. (Lukas 17: 15-16).
Menyakitkan memang memiliki luka yang kelihatan di luar,
tapi yang paling sering menyebabkan kesengsaraan yang paling menyakitkan adalah luka di dalam
hati yang tidak kelihatan. Saya tidak bisa mengatakan dengan pasti, tapi
menurut saya orang ini berbalik untuk mengucapkan terima kasih kepada Yesus karena
sesuatu yang lebih besar dari luka yang
terlihat di luar. Dan sebuah tindakan belas kasihan menakjubkan ditunjukkan
Yesus saat ia berkata kepada orang kusta yang sembuh itu,
"Berdirilah dan pergilah, imanmu telah
menyelamatkan engkau." (Lukas 17:19).
Bekas luka orang ini akhirnya dihapus.
Dengan setiap pewahyuan tentang Yesus, bekas luka saya
dihapus juga. Jika saya menceritakan kisah saya dulu, orang yang kenal saya
sekarang akan sulit percaya bahwa saya dulu seperti itu. Ketika Yesus melakukan perubahan dalam diri seseorang, Dia membuat mereka menjadi " … ciptaan baru: yang lama sudah berlalu,
sesungguhnya yang baru sudah datang." (2 Korintus 5:17).