Amsal 11:5
“Jalan orang saleh diratakan oleh kebenarannya, tetapi orang fasik jatuh karena kefasikannya.”
Bacaan Alkitab Setahun : Mazmur 73; Ibrani 7; Nahum1-3
Jalan hidup orang benar seumpama sebuah tol yang bebas hambatan. Jalan yang kita pilih ini sudah dibayar oleh Tuhan dan ketika kita melaluinya, saat ada lobang, maka lobang itu akan ditambal. Jika ada batu yang menghalangi akan disingkirkan. Jalan ini menjadi rata sebab selalu diperhatikan.
Kehidupan orang benar diratakan oleh kebenarannya. Meskipun ada batu masalah yang merintangi jalannya, semua itu akan dilalukan, disingkirkan agar kita tetap dapat berjalan. Semua itu terjadi karena Tuhan memperhatikan jalan-jalan yang kita lalui. Dia selalu bersama dengan kita.
Namun, jalan orang fasik itu sama seperti jalanan yang berlobang yang tidak pernah diperhatikan oleh si pembuat jalan. Kefasikan mereka malah menjadi halangan dan itulah yang membuat mereka jatuh.
Orang benar jalannya akan diratakan, orang fasik akan terjatuh. Pertanyaan yang sesungguhnya adalah apakah jalan kita sudah rata? Sudahkah kita menjadi orang yang benar? Tapi terlebih dahulu, maukah kita menjadi orang yang benar?
Jika iya, selanjutnya marilah kita saling berlomba untuk menjadi orang yang benar. Menjadi orang yang benar, bukan hanya menerima keselamatan dari Yesus tapi juga berlari kepada kebenaran dan menjauhi kejahatan. Mempersembahkan hidup setiap hari dan mengalahkan dosa. Menjadi orang yang benar yaitu dari hari ke hari belajar untuk semakin serupa dengan Yesus.
Mari kita saling berlomba menjadi orang yang benar, yang dari hari ke hari belajar untuk semakin serupa dengan Yesus, Juru Selamat kita.