Kejadian 22:10
Sesudah itu Abraham mengulurkan tangannya, lalu mengambil pisau untuk menyembelih anaknya.
Bacaan Alkitab Setahun: [kitab]Mazmu100[/kitab]; [kitab]Lukas12[/kitab]; [kitab]Yosua11-12[/kitab]
Dalam bukunya yang berjudul Pursuit of God (Mengejar Allah), A. W. Tozer dengan lihai menguraikan perasaan Abraham yang akan kehilangan Ishak, anak terkasihnya, untuk dikorbankan. Bagian ini tercantum dalam bab bertajuk The Blessedness of Possessing Nothing (Kebahagiaan tak Memiliki Apa-apa).
Ucapan syukur atas sebuah kehilangan benar-benar tak mudah. Namun, lain ceritanya bagi Abraham. Dalam Kitab Kejadian, kita membaca bahwa kehilangan yang dialami Abraham harus disongsongnya dengan cara menikam dan mencabik darah dagingnya sendiri. Tetapi kisah Abraham berakhir indah. Tuhan ternyata menyediakan sebuah domba untuk dipersembahkan kepada-Nya, dan ia mendapati anaknya tetap tinggal bersamanya.
Banyak perubahan dalam kehidupan ini yang kita rasakan sebagai kehilangan, entah itu kehilangan keluarga karena hancur, impian akan keberhasilan yang tidak tercapai, atau kematian orang yang sangat kita cintai. Dalam setiap kehilangan, kita merindukan sentuhan penyembuhan dan harapan.
Mengetahui bahwa kita akan kehilangan sesuatu bukanlah perkara gampang. Sadar atau tidak, kita kerap merasa pantas memiliki dan menyimpan semua hal baik. Ketika kehilangan, kita menganggap Tuhan tidak adil sehingga kita merasa berhak untuk menggugat dan marah kepada-Nya. Ketika Tuhan mengizinkan kehilangan terjadi, mari bertanya apa yang menjadi rencana Sang Pemilik. Dia Tuhan yang Mahatahu dan tak pernah salah dalam bertindak.
KEHILANGAN MENGUJI KASIH KITA: KEPADA ALLAH ATAU KEPADA PEMBERIAN-NYA.
Baca juga artikel lainnya:
Dahsyat, Ekspresi Warga China Saat Terima Alkitab Pertama Kalinya
Peta Timur Tengah versi Obama : Yerusalem Bukan Bagian dari Israel
Kisah Nyata Catherine si Model Cantik: Ada Harga Mahal yang Harus Kubayar