Yesaya 50:4
Tuhan ALLAH telah memberikan kepadaku lidah seorang murid, supaya dengan perkataan aku dapat memberi semangat baru kepada orang yang letih lesu. Setiap pagi Ia mempertajam pendengaranku untuk mendengar seperti seorang murid.
Bacaan Alkitab Setahun : Mazmur 123; 1 Korintus 12; 1 Samuel 12-13
Jika bicara tentang murid, pikiran kita langsung terarah kepada bangku sekolah dimana berada sekumpulan murid dan seorang guru dalam sebuah kelas. Namun konsep menjadi murid atau pemuridan dalam dunia Yahudi kuno bukanlah sebuah kelas, namun sebuah kumpulan orang yang mengikuti seorang guru kemanapun ia pergi, dimana para murid ingin dan mau mendengarkan ajaran sang guru dengan hati yang taat.
Hal inilah yang Yesus terapkan saat Ia melayani di bumi ini, Ia membawa murid-murid-Nya kemanapun Ia pergi dan mengajar mereka nilai-nilai kehidupan yang bersumber pada Firman Tuhan. Kunci menjadi seorang murid disini adalah hati yang mau diajar, untuk itu Yesus berkata, “belajarlah pada-Ku, karena Aku lemah lembut dan rendah hati.” Untuk menjadi seorang murid, kita harus memiliki sikap yang lemah lembut dan rendah hati. Jika seseorang sudah merasa tahu atau sok tahu, ia tidak dapat menjadi seorang murid yang baik.
Dari yang dituliskan Yesaya, ciri seorang murid ada dua, yaitu pertama perkataannya membangun, dimana dengan perkataannya ia dapat memberi semangat baru kepada orang yang letih lesu. Dan kedua adalah, memiliki telinga yang tajam dan kehausan untuk mendengarkan pengajaran-pengajaran dari sang guru, dimana guru kita adalah Tuhan Yesus Kristus melalui Roh Kudus dan Firman-Nya.
Sebelum kita mengemban Amanat Agung Kristus untuk menjadikan semua bangsa murid-Nya, hari ini kita perlu memeriksa hidup kita apakah kita telah menjadi murid Kristus yang baik? Mari kita hidup sebagai murid sejati Kristus, sehingga dunia bisa melihat Dia melalui kehidupan kita.
Menjadi murid Kristus dimulai dari kerendahan hati dan kerinduan untuk mendengar dan menghidupi ajaran-Nya.