Bacaan Alkitab setahun: Mazmur 144; Yohanes 4; 2 Samuel 15-16
Di masyarakat, banyak orang yang dapat memberi nasehat. Bahkan ada orang yang pekerjaannya memberi nasehat. Nasehat biasanya diberikan kepada orang yang sedang mengalami kesusahan, kesengsaraan atau kegagalan supaya mereka tetap kuat dalam Tuhan. Namun, kita juga harus kritis karena tidak semua nasehat itu dapat diterapkan dalam kondisi kita. Jika asal menurut, jangan-jangan beban kita tidak berkurang malah bertambah.
Di Alkitab, orang yang memberi nasehat tanpa tahu masalah yang seutuhnya, diumpamakan orang buta menuntun orang buta. Akibatnya, keduanya terperosok ke dalam lubang (Matius 15:14). Dari Alkitab, kita juga belajar untuk kritis terhadap nasehat. Kita diingatkan Tuhan supaya jangan sampai berjalan menuruti nasehat orang fasik, orang yang belum mengenal kebenaran Tuhan. Nasehat orang seperti itu belum tentu benar. Misalnya, orang sedang sengsara karena mengalami kebangkrutan dinasehati supaya korupsi, mencuri, menipou atau memasang nomor togel. Jika dituruti begitu saja, bisa kacau.
Alkitab menyebut orang yang berbahagia adalah orang yang tidak menuruti nasehat orang fasik. Marilah kita hanya mengandalkan satu nasehat yang paling ampuh dan tiada bandingannya di dunia ini, yaitu firman Tuhan.
Kritik yang benar bisa mendatangkan kebaikan asal didasari dengan motivasi yang benar.