Bacaan Alkitab setahun: Mazmur 126; 1 Korintus 15; 1 Samuel 18-19
Dalam berhubungan dengan sesama, kita sering kali tidak dapat luput dari konfrontasi. Konfrontasi atau menegur memang sulit dilakukan, sebab mengandung bahaya "kehilangan" hubungan tersebut. Oleh sebab itu, banyak orang lebih suka menghindari konfrontasi daripada melakukannya.
Bagaimana kita dapat memberikan teguran sehingga membangun dan menumbuhkan orang yang kita tegur? Kita perlu belajar untuk menyatakan perasan hati kita, bukan kemarahan kita. Teguran yang disampaikan dengan memaki-maki, menyerang dan menjatuhkan biasanya tidak akan efektif bagi kedua belah pihak. Orang yang dimaki-maki atau diserang tidak mungkin mau mendengar, apalagi berubah oleh teguran itu. Akibatnya besar kemungkinan hubungan itu menjadi terputus.
Kita perlu mendengar dari pihak orang yang kita tegur - mengapa ia melakukan tindakan yang tidak kita sukai itu. Tunjukkan bahwa kita adalah teman yang bersedia menolong. Bila orang yang kita tegur memiliki kesan bahwa kita adalah "musuh", ia tidak akan bersedia membuka dirinya.
Sebelum kita menegur seseorang, selidikilah apa tujuan kita. Apakah kita menegur untuk sekedar melampiaskan perasaan dan kemarahan kita? Atau, apakah kita menegur karena kita ingin agar orang yang kita tegur itu bertumbuh? Motivasi kita akan menentukan keefektifan teguran kita!
Menegur bukanlah hal yang gampang untuk dikerjakan tapi harus dilakukan untuk membangun orang lain dan juga diri kita sendiri.