Menunggu-nunggu Tuhan
Kalangan Sendiri

Menunggu-nunggu Tuhan

Puji Astuti Official Writer
      8608
Show English Version

Mikha 7:7
Tetapi aku ini akan menunggu-nunggu TUHAN, akan mengharapkan Allah yang menyelamatkan aku; Allahku akan mendengarkan aku!

Bacaan Alkitab Setahun [kitab]Mazmu78[/kitab] ; [kitab]Ibran12[/kitab] ; [kitab]Yerem5-6[/kitab]

Pernahkan Anda mendengar kisah dari buku "Expectation Corners" (Pojok Pengharapan)? Dikisahkan seorang raja membangun sebuah kota untuk rakyatnya yang miskin. Tidak jauh dari mereka dibangun juga sebuah gudang besar, dimana mereka bisa mendapatkan keperluan mereka cukup dengan mengajukan permintaan. Namun, ada satu syarat yang diberikan - mereka harus menunggu-nunggu jawabannya, jadi ketika utusan raja datang untuk mengantarkan jawaban atas petisi mereka, orang-orang itu didapati dalam keadaan siap dan menunggu.

Sedihnya, ada satu orang yang tidak pernah berharap mendapatkan apa yang ia minta, ia merasa tidak layak. Hingga suatu hari dia dibawa ke gudang milik raja itu, dan disana, dengan kekaguman dia melihat banyak barang yang dialamatkan kepadanya.Ada pakaian pujian, minyak sukacita dan banyak hal lainnya. Semua sudah dibungkus rapi dan sudah pernah dikirimkan, namun saat kurir raja tiba di rumahnya, pintunya tertutup karena ia tidak menunggu-nunggu. Sejak saat itu, ornag itu belajar tentang apa yang Mikha katakan, "Tetapi aku ini akan menunggu-nunggu TUHAN, akan mengharapkan Allah yang menyelamatkan aku; Allahku akan mendengarkan aku!"

Menunggu jawaban doa, bukanlah keseluruhan bagian dari penantian, namun hanya satu bagian saja. Saat menunggu, kita harus terus waspada sehingga ketika jawaban doa itu tiba, kita siap. Seperti Mikha, kita harus menunggu-nunggu dan mengharapkan Allah, hal ini menunjukkan sebuah kerinduan dan juga iman. Iman itu ditunjukkan dengan jelas saat Mikha berkata : Allahku akan mendengarkan aku!.

Menunggu membutuhkan kesabaran, menunggu menguji ketekunan kita. Mari kita seperti Mikha, kita tunggu pribadi Tuhan, bukan kurir yang mengantarkan jawaban permohonan kita, tetapi mari nantikan pribadi Tuhan sendiri. Mari undang Raja segala raja itu, untuk hadir dalam kehidupan kita, berjalan dan bersekutu dengan kita. Dengan demikian kita bisa berkata dengan yakin, Allahku akan mendengarkan aku!

Apakah kita menunggu-nunggu Tuhan atau hanya menunggu-nunggu jawaban dari doa-doa kita saja?

Ikuti Kami