Bangkai Babi Di Dasar Mata Air
Kalangan Sendiri

Bangkai Babi Di Dasar Mata Air

Puji Astuti Official Writer
      11614
Show English Version

Kolose 3:13
Sabarlah kamu seorang terhadap yang lain, dan ampunilah seorang akan yang lain apabila yang seorang menaruh dendam terhadap yang lain, sama seperti Tuhan telah mengampuni kamu, kamu perbuat jugalah demikian.

Bacaan Alkitab Setahun : [kitab]Mazmu113[/kitab]; [kitab]IKori1[/kitab] ; [kitab]Hakim13-14[/kitab]

Bertahun-tahun lalu di pedalaman Afrika, orang-orang menjadi sekarat karena persediaan air mereka tercemar. Para ahli bingung karena desa itu mendapatkan air dari mata air pegunungan yang segar. Saat para ahli mengirimkan beberapa penyelam untuk menyelidiki lubang mata air itu, mereka terkejut karena ternyata ada seekor babi besar dan anak-anaknya tenggelam lalu terjepit disana. Bangkai babi yang membusuk itu membuat air tercemar. Akhirnya setelah bangkai babi itu diangkat, dan air terus mengalir, sungai menjadi bersih dan murni kembali.

Sama seperti sungai itu, demikian juga kehidupan kita jika menyimpan kepahitan, sakit hati dan hal-hal negatif dalam hati kita. Sumber mata air kehidupan kita yang berasal dari Tuhan murni dan sehat, namun ketika mengalir ke hati kita menjadi tercemar karena semua hal negatif itu karena kita mencengkeram erat-erat kepahitan dan tidak mau mengampuni. Hal itu akhirnya bukan hanya mencemari hidup kita saja, namun juga orang-orang terdekat kita.

Itulah sebabnya Paulus menasihatkan kepada jemaat Efesus agar tidak menyimpan kemarahan terlalu lama, "janganlah matahari terbenam, sebelum pada amarahmu" ([kitab]efesu4:26[/kitab]). Kita harus bersegera dalam mengampuni dan lambat untuk marah.

Jangan biarkan sedikitpun "bangkai" mengendap dan terperangkap dalam hati kita. Tanganilah saat itu juga jika Anda merasa disakiti atau marah, caranya sederhana: datanglah pada Tuhan, serahkan semua sakit Anda pada-Nya, ampunilah, dan jika diperlukan datangi orang yang telah menyakiti Anda untuk membereskannya.

Semakin lama kita mencengkeram kebencian itu, semakin dalam akar kepahitan bertumbuh

(Adaptasi dari : Bacaan Harian dari Your Best Life Now; Joel Osteen; Immanuel Publishing)

Baca juga artikel lainnya :

3 Ujian Pernikahan Yang Terlihat Remeh

Benarkah Hipnoterapi, Solusi Tepat Bagi Penderita Fobia ?

Polisi Masih Kejar Pelaku Teror Bom Gereja Makassar

Agnes Monica, Sosok Kartini Modern Indonesia

Ikuti Kami