Matius 9: 11-13
"Pada waktu orang Farisi melihat hal itu, berkatalah mereka kepada murid-murid Yesus: “Mengapa gurumu makan bersama-sama dengan pemungut cukai dan orang berdosa?” Yesus mendengarnya dan berkata: “Bukan orang sehat yang memerlukan tabib, tetapi orang sakit. Jadi pergilah dan pelajarilah arti firman ini: Yang Kukehendaki ialah belas kasihan dan bukan persembahan, karena Aku datang bukan untuk memanggil orang benar, melainkan orang berdosa.”
Bacaan Alkitab setahun: Mazmur 67; Markus 11; Bilangan 17-18
Ada kesalahpahaman umum bahwa orang percaya harus sempurna. Berpura-pura bahwa hidup ini baik-baik saja, hingga banyak dari kita selalu memasang wajah bahagia dan mengucapkan kata-kata yang baik saja. Bahkan terkadang ktia malu untuk mengakui kekurangan kita seolah-olah seharusnya hal itu tidak ada.
Keselamatan melalui Yesus, bagaimanapun juga tidak mengubah fakta bahwa dosa hadir dalam hidup kita. Ketika kita dilahirkan kembali, Tuhan mengampuni kita dan melihat kita sebagai orang benar. Namun pertempuran kita dengan dosa terus berlanjut hingga kita tiba di surga nanti.
Padahal mengejar kesempurnaan bisa menjadi jebakan yang menjatuhkan kita dari kehidupan yang saleh. Terkadang untuk melakukan hal tersebut, kita lupa mengandalkan Tuhan dan hanya bergantung pada kekuatan diri sendiri. Yesus berkata bahwa Dia datang untuk menyembuhkan orang yang sakit secara rohani karena mereka menyadari kelemahan mereka. Dengan kesadaran akan kekurangan kita, muncul kesadaran terhadap kebutuhan kita akan Dia.
Dunia melihat orang-orang sukses sebagai orang yang kuat dan mandiri, tetapi Yesus tidak peduli dengan hal-hal tersebut. Sebaliknya, Dia ingin orang-orang menyadari kehancuran mereka sendiri. Ini adalah dasar dari kesalehan.
Kita harus menerima kebutuhan kita dan mencari Tuhan dengan penuh gairah. Melakukan hal tersebut memungkinkan beberapa hal berikut tumbuh dan berkembang: rasa lapar akan Firman Tuhan, pelayanan yang setia, memiliki kepercayaan yang semakin dalam, dan mampu membuat keputusan berdasarkan prinsip daripada referensi. Dengan sabar dan penuh belas kasihan, Tuhan mendewasakan kita.
Berhati-hatilah untuk tidak menutupi dosa-dosa Anda agar terlihat seperti “orang Kristen yang baik.”
Tanpa kesadaran dan pengakuan akan keberdosaan kita, kita tidak bisa bersandar sepenuhnya kepada Tuhan.
Hak cipta oleh Dr. Charles Stanley, disadurkan dari crosswalk.com.