Mujizat Kesembuhan Membutuhkan Harapan
Kalangan Sendiri

Mujizat Kesembuhan Membutuhkan Harapan

Claudia Jessica Official Writer
      3004

Markus 5: 23

Dia memohon dengan sangat kepada-Nya: “Anakku perempuan sedang sakit, hampir mati, datanglah kiranya dan letakkanlah tangan-Mu atasnya, supaya ia selamat dan tetap hidup.”

 

Bacaan Alkitab setahun: Mazmur 64; Markus 8; Bilangan 11-12

“Sakit seperti ini membutuhkan waktu. Kembalilah setelah 6 bulan,” kata ahli bedah kepada saya.

6 Bulan lagi saya harus kembali untuk mendapatkan pengobatan, terapi fisik, dan penyangga punggung. Selama 6 bulan, saya masih harus bekerja, belajar, membesarkan anak, menulis, melakukan hal-hal yang saya sukai, tapi rasa sakit itu terus-menerus menyiksaku. Saya sering terbangun di pagi hari sambil berdoa, “Biarkan rasa sakitnya hilang hari ini!” Tapi hari itu tidak pernah ada.

Enam bulan berubah menjadi lima tahun, hingga satu decade. Seorang ahli bedah baru, mendatangkan harapan baru sekaligus ketakutan baru. Seminggu menjelang operasi punggung saya yang kedua kalinya, saya tidak bisa lagi berdoa, dan hanya berpikir tentang kemungkinan buruk yang menanti saya.

Saya menjangkau teman-teman yang dekat kepada saya dan meminta bantuan mereka untuk berdoa bagi saya dengan santai dalam pelukan Tuhan. Apapun hasilnya, saya akan menerimanya.

Kemudian saya mendengar kata-kata yang luar biasa, “Operasi ini berhasil. Anda sekarang dapat menjalani kehidupan normal meski dengan beberapa batasan.”

Aku menangis sepanjang perjalanan pulang. Pemulihan dari tekanan fisik, mental, dan spiritual yang berlangsung begitu lama. Dalam injil Markus 5: 21-43, Yesus melakukan banyak tugas. Dia sedang dalam perjalanan untuk menyembuhkan seorang gadis berusia dua belas tahun, dan dihentikan di perjalannya untuk menyembuhkan seorang Wanita yang telah mengalami pendarahan selama 12 tahun. Ada beberapa hal yang diungkapkan Yesus tentang penyembuhan ini.

1. Yesus melakukan hal-hal yang didefinisikan oleh salah oleh agama. Menyentuh seorang Wanita sakit atau orang mati membuat Yesus tidak layak untuk memasuki Bait Suci di Yerusalem sampai ia dibersihkan oleh para imam. TETAPI Yesus tidak dibuat najis oleh belas kasih ini. Sebaliknya, sentuhan-Nya membuat orang yang disentuh-Nya Kembali utuh.

2. Tujuan tindakan Yesus bukanlah untuk meyakinkan siapapun bahwa dia adalah Anak Allah atau mendapatkan murid-Nya untuk mengikutinya. Ini adalah Tindakan belas kasih yang murni tanpa pamrih. Kedua mujizat hanya memulihkan seseorang untuk hidup dengan sentuhan Yesus.

Kita tidak tahu apa yang dilakukan wanita dan gadis itu dengan nyawa yang Yesus berikan kembali kepada mereka. Kami tidak mendengar apa-apa lagi tentang mereka di dalam Alkitab. Tetapi sebelum Yesus menyembuhkan mereka, kehidupan para wanita ini nampak telah berakhir. Tetapi sekarang kehidupan mereka baru saja dimulai. Kisah-kihsa pribadi mereka adalah kesaksian akan kuasa kasih Yesus. Mereka tidak hidup dengan ditentukan oleh penyakit lagi, melainkan diketahui sebagai mukjizat sentuhan Yesus.

Seperti wanita-wanita itu, kita tidak diharuskan untuk membayar kembali apapun, namun menjalani hidup kita yang telah disembuhkan.

Kita telah dibebaskan dari rasa bersalah dan malu. Kita disembuhkan dari kemarahan dan dendam yang tidak berguna terhadap luka yang terjadi sejak lama. Kita disembuhkan dari semua yang memisahkan kita dari Tuhan dan orang lain. Kami disembuhkan untuk berbagi cerita harapan kami dengan orang lain.

 

Hak cipta oleh Robin Currie, disadurkan dari crosswalk.com.

Ikuti Kami