Pakailah Hikmat Ilahi, Jangan Asal Bicara dan Bertindak
Kalangan Sendiri

Pakailah Hikmat Ilahi, Jangan Asal Bicara dan Bertindak

Lori Official Writer
      4114

Yakobus 3: 17

Tetapi hikmat yang dari atas adalah pertama-tama murni, selanjutnya pendamai, peramah, penurut, penuh belas kasihan dan buah-buah yang baik, tidak memihak dan tidak munafik.

 

 

Bacaan Alkitab Setahun: Mazmur 116; 2 Petrus 3; Yehezkiel 38-39

Baru-baru ini, saya berpartisipasi dalam diskusi kelompok kecil yang membahas tentang menjadi rendah hati seperti Yesus. Pemimpin diskusi kami membagikan beberapa ayat Alkitab sebagai bahan renungan dan salah satunya seringkali terngiang-ngiang di kepada saya. 

Ayat itu dikutip dari Yakobus 3: 17, “Tetapi hikmat yang dari atas adalah pertama-tama murni, selanjutnya pendamai, peramah, penurut, penuh belas kasihan dan buah-buah yang baik, tidak memihak dan tidak munafik.”

Yesus selalu mencari hikmat lebih dulu sebelum Dia berbicara dan bertindak. Sebagai orang Kristen, kita harus terus menerus mencari hikmat ilahi ini dan menerapkannya dalam hidup kita. 

Lalu seperti apa rasanya memiliki hikmat Allah?

1. Murni. Motivasi kita untuk melakukan sesuatu harus mencerminkan keinginan untuk hidup seperti Kristus dan berada dalam hubungan yang benar dengan Allah. 

Jika ‘hikmat duniawi’ kita menyuruh untuk keluar dari jalurnya Allah, yaitu sombong, serahan, egois, maka itu tidak berasal dari Allah.

2. Pendamai. Kadang kita disibukkan dengan senjata perang yang harus kita pakai. Akibatnya kita memperlakukan semua orang yang kita temui seperti musuh. Kita harus mengingat bahwa pertempuran kita bukan melawan darah dan daging (Efesus 6: 10). Tuhan kita adalah Raja Damai dan kita punya kewajiban untuk bertindak sebagai warga kerajaan-Nya.

3. Peramah. Jika kita berbicara dengan lembut atau ramah, orang lain akan lebih mungkin menerima dan memahami pekerjaan dan hikmat Tuhan. Tapi kelemahlembutan bukan hanya tentang nada suara. Ingatlah kelembutan dan kesabaran Yesus terhadap anak-anak, orang berdosa dan rasul-rasulnya. Kelemahlembutan atau menjadi peramah adalah gaya hidup.

4. Penurut. Kata lainnya adalah ‘bersedia untuk berserah kepada orang lain’. Hal ini merupakan bagian dari kebijaksanaan yang sangat penting. Tampaknya mustahil untuk menjalani gaya hidup yang murni sembari bersikap masuk akal dan bersedia mengalah. Tetapi Alkitab berkata bahwa kita harus melakukannya. Kita diberi tingkat kecerdasan dan nalar yang luar biasa, mari pergunakan! Kita tidak boleh percaya kepada kebohongan bahwa ‘pikiran adalah musuh iman’.

Kita perlu berserah kepada Tuhan dengan setiap keputusan yang kita buat. Tetapi kita juga perlu menunjukkan tindakan untuk mengalah kepada orang lain. Apakah itu soal memberi tanpa pamrih atau menolak untuk marah, berdebat teologis, kita harus mau mengalah.

5. Dipenuhi Belas Kasihan. Orang tua yang menyalahgunakan otoritas mereka. Pemerintah yang memimpin dengan buruk. Blogger yang menyesatkan. Hikmat ilahi memberitahu kita untuk memandang orang-orang ini dengan belas kasihan. Bukankah Tuhan sudah menunjukkan kepada kita belas kasihan-Nya yang paling besar?

6. Menghasilkan Buah Kebaikan. Saya yakin banyak dari kita bisa membuat daftar dari Galatia 5: 22.

Saat kita memakai hikmat ilahi untuk membedakan mana yang harus kita lakukan da kita akan mempertimbangkan buah dari pilihan kita. Apakah kita berusaha untuk membuat pilihan yang menghasilkan buah-buah Roh yang dinyatakan dalam hidup kita?

7. Tidak Memihak. Mungkin aneh berpikir bahwa hikmat dari atas mau mengalah dan tak tergoyahkan. Tapi jangan menganggap mereka sebagai lawan. Mungkin menganggapnya seperti pernikahan atau persahabatan. Setiap orang dalam hubungan harus mendengarkan alasan dan bersedia menyerah pada yang lain. Tetapi hubungan itu sendiri harus teguh. Kita harus cukup berani untuk hidup tak tergoyahkan sebagai pengikut Kristus dan penatalayan yang baik di bumi.

8. Tidak Munafik. Jika sebuah hikmat justru membuat Anda berpikiran ganda atau menipu, itu tidak mungkin merupakan hikmat ilahi. Apa yang kita yakini harus sesuai dengan apa yang kita katakana. Apa yang kita katakan harus sesuai dengan bagaimana kita berperilaku. Jika tidak, kita salah menggambar tentang siapa itu Yesus.

Lalu bagaimana memperoleh hikmat ilahi? Luangkanlah waktu untuk merenung dan meminta petunjuk dari Tuhan. Pastikan bahwa Tuhan berbicara kepada Anda sebelum Anda berbicara dan bertindak. Yakinlah, saat hati Anda murni, rendah hati dan tidak munafik, Tuhan akan menyampaikan apa yang harus Anda sampaikan atau lakukan.

 

Hak cipta Debbie Holloway, disadur seperlunya oleh Jawaban.com

 


Anda diberkati dengan renungan harian kami? Mari dukung kami untuk terus memberkati lebih banyak orang melalui konten-konten terbaik di website ini.

Yuk bergabung jadi mitra Jawaban.com hari ini.

 

DAFTAR

 

Ikuti Kami