1 Raja-Raja 17: 19
Kata Elia kepadanya: "Berikanlah
anakmu itu kepadaku." Elia mengambilnya dari pangkuan perempuan itu dan
membawanya naik ke kamarnya di atas, dan membaringkan anak itu di tempat tidurnya.
Bacaan Alkitab Setahun: [kitab]Mazmu30[/kitab]; [kitab]ITesa2[/kitab]; [kitab]Yesay13-14[/kitab]
Seorang ibu berdiri di sana, air mata
mengalir di wajahnya sembari merangkul tubuh putranya dalam pelukan. Dan di waktu
yang tepat, Elia mengulurkan tangannya dan berkata ‘Berikan dia padaku.” Bagi seorang
ibu yang baru saja kehilangan anaknya, masa itu pasti sangat berat dan
menyedihkan. Dia masih memegangi tubuh putranya yang sudah lemas tak bernyawa. Dan Elia hanya berkata, ‘Berikan dia padaku”.
Ada sesuatu yang sangat mengesankan di
sana. Ketenangan Elia. Bagaimanapun dia tahu tak ada hal yang bisa dia katakan untuk
menghibur sang ibu yang berduka itu. Tidak ada kata-kata penyejuk jiwa yang bisa
dia sampaikan. Lebih baik dia tidak mengatakan apa-apa. Dia tidak menyampaikan ungkapan
bela sungkawa. Atau mengucapkan terima kasih karena telah berhutang budi kepada
wanita tersebut atau juga menyalahkan wanita itu atas kematian putranya. Dia hanya meminta agar tubuh anak tak bernyawa itu diserahkan kepadanya.
Seperti telah kita ketahui bersama, Elia
adalah hamba yang taat kepada perintah Tuhan. Dia taat saat disuruh pergi
kepada Ahab dan bersembunyi di Kerit. Dia juga taat dipimpin Tuhan dalam perjalanannya
dari Kerit menuju Sarfat. Dia sudah melakukan seperti apa yang Tuhan perintahkan.
Dia mempercayai Allah, dan sekarang dia apakah dia harus menyalahkan wanita itu?
Kadang kala, Tuhan memang sengaja menempatkan
kita di satu situasi, dan kemudian menekan kita sampai kita berpikir, bahwa dalam
situasi itulah kedaulatan-Nya bekerja. Dalam situasi mendesak, seringnya kita semakin
dekat kepada-Nya dan bahkan begitu dekat. Kita mungkin tidak menyadari bagaimana hal itu bisa terjadi, tetapi lewat ujian demi ujian, kita dibawa mencapai puncak.
Dalam situasi mendesak itulah Elia tidak
pernah goyah. Dia berdiri teguh dan diam dibalik tirai-Nya Allah. Dia memakai iman
percaya-Nya dan dengan percaya diri menggunakan kuasa dari Tuhan. Itulah bentuk kerendahan hati yang terbaik dari apapun.
Elia tidak mempertanyakan musibah itu
kepada Tuhan. Dia tidak merasa hancur hati. Dia tidak kehilangan kontrol. Dia
tidak berdebat dengan wanita itu. Dia hanya mengatakan satu kalimat dengan penuh kasih sayang dan ketenangan, “Berikan dia kepadaku.”
Saat ini, di dalam hidup kita, Tuhan juga
menginginkan hal yang sama. Dia ingin kita berdiri teguh dan percaya diri menggunakan
kuasa yang sudah diberikan-Nya bagi kita. Jadi, situasi apapun yang Anda atau orang
lain yang Anda temui hari ini, andalkanlah Tuhan. Pakailah kuasa-Nya karena Anda sudah memilikinya. – Charles R. Swindoll
Berdirilah teguh dengan iman dihadapan Tuhan, yakini kuasa-Nya karena itulah kerendahan hati terbaik dari apapun