Kerendahan Hati dan Kelemahlembutan
Kalangan Sendiri

Kerendahan Hati dan Kelemahlembutan

daniel.tanamal Official Writer
      5393
Amsal 15:1
"Jawaban yang lemah lembut meredakan kegeraman, tetapi perkataan yang pedas membangkitkan marah."
 

Dunia saat ini adalah dunia yang penuh persaingan. Ada yang bersaing secara sehat, tapi tidak sedikit yang bersaing secara tidak sehat dengan saling menjatuhkan satu sama lain. Keadaan ini membentuk sifat keras hati dalam diri orang: mudah tersulut emosi dan tidak mudah percaya terhadap orang lain. Orang berpikir jika bersikap lunak terhadap orang mereka akan mudah sekali dimanfaatkan dan dipermainkan. Akhirnya masalah apa pun selalu diwarnai dengan ketegangan, sebab perkataan yang keluar bukanlah perkataan lemah lembut, melainkan perkataan pedas yang membangkitkan amarah (ayat nas).

Lawan dari sifat keras hati adalah lemah lembut. Lemah lembut adalah sifat Kristus yang mengajari orang percaya agar mengenal diri sebagaimana adanya dan memandang Tuhan sebagaimana Ia ada. Mengenal diri adalah menyadari bahwa sesungguhnya di hadapan Tuhan kita ini lemah dan penuh keterbatasan, sehingga dengan demikian kita akan menjadi orang yang rendah hati, karena sadar bahwa kita bukanlah siapa-siapa. Dari dasar kerendahan hati inilah akan tumbuh sifat lemah lembut.  Kalau di hadapan Tuhan orang mampu merendahkan diri, maka di hadapan sesama ia pasti tidak akan pernah menganggap diri lebih dari orang lain atau menyombongkan diri. "Sebab barangsiapa meninggikan diri, ia akan direndahkan dan barangsiapa merendahkan diri, ia akan ditinggikan." (Lukas 18:14b); ia akan bersikap hormat, lemah lembut dan manis budi terhadap semua orang.

Musa adalah contoh orang yang punya kelemahlembutan dan juga kerendahan hati. Tanpa memiliki sifat ini mustahil ia dapat memimpin bangsa Israel selama 40 tahun di padang gurun, sebab "...mereka adalah suatu bangsa yang tegar tengkuk." (Keluaran 32:9), yang suka mengomel dan bersungut-sungut. Ketika umat Israel membuat patung lembu dari emas untuk disembah, Musa datang kepada Tuhan dan memohon belas kasih-Nya agar mau mengampuni perbuatan keji bangsa itu. Begitu besar kasihnya kepada umat Israel sampai-sampai Musa rela namanya dihapus dari buku kehidupan, asal saja Tuhan mau mengampuni dosa mereka (Keluaran 32:32).

Ikuti Kami