Yohanes 9:6-7
"Setelah Ia mengatakan semuanya itu, Ia meludah ke tanah, dan mengaduk ludahnya itu dengan tanah, lalu mengoleskannya pada mata orang buta tadi dan berkata kepadanya: "Pergilah, basuhlah dirimu dalam kolam Siloam." Siloam artinya: "Yang diutus." Maka pergilah orang itu, ia membasuh dirinya lalu kembali dengan matanya sudah melek."
Bacaan Alkitab Setahun: Mazmur 85; Lukas 6; Yeremia 18-20
Dalam Yohanes 9, dikisahkan Yesus dan murid-muridnya sedang melintas dan melihat seorang pengemis yang buta sejak lahir. Orang buta ini mungkin juga sudah mendengar tentang Yesus, bagaimana Ia melakukan banyak mukjizat dan menyembuhkan berbagai penyakit dengan berbagai metode. Saat itu ia pun pasti tahu bahwa Yesus sedang ada di dekatnya dan berharap Yesus akan melakukan sesuatu seperti yang pernah diperbuat-Nya sebelumnya.
Namun setelah Yesus berbicara kepada murid-murid-Nya, Ia meludah ke tanah dan menaruh lumpur campuran air ludah-Nya itu ke pada orang buta itu. Orang buta itu mungkin berharap Yesus menumpangkan tangan atas dia, atau berkata "terceliklah!' , namun dia tidak pernah berharap bahwa Yesus akan menggunakan ludahnya.
Metode Yesus yang satu ini tidak pernah digunakan Musa, Elia, ataupun Elisa. Yesus menggunakan sebuah cara penyembuhan yang tidak lazim. Orang buta itu bisa saja berkata, "Bersihkan lumpur ini dari mataku sekarang juga! Ini tidak masuk akal, apa yang engkau lakukan tidak akan berdampak baik pada diriku." Tetapi pria buta itu tidak melakukannya, dia terbuka dengan cara Yesus yang tidak biasa. Dia tidak membatasi Tuhan. Kemudia Yesus menyuruhnya untuk membasuh matasanya, kemudian, untuk pertama kali dalam hidupnya, pria itu bisa melihat.
Pertanyaannya : Apakah kita seperti pria buta itu? Apakah kita terbuka dengan cara-cara Tuhan yang seringkali tidak biasa, tidak lazim untuk menolong kita? Apakah kita membatasi Tuhan dengan pengharapan-pengharapan kita, ataupun dengan metode-metode yang kita tahu?
Sahabat, pesannya sangat jelas hari ini. Jangan batasi Tuhan untuk berkarya dalam hidup kita. Ia punya seribu satu cara untuk menyatakan mukjizat-Nya, kadang Ia pakai cara yang konvensional, namun seringkali Ia pakai cara-cara yang belum pernah terpikirkan oleh manusia. Dia adalah Allah yang kreatif.
Jangan batasi Tuhan dengan cara berpikir kita, terbukalah dengan cara-cara-Nya dan alamilah mukjizat yang kreatif.