Dendam Kesumat
Kalangan Sendiri

Dendam Kesumat

daniel.tanamal Official Writer
      24923
Show English Version

2 Samuel 9:3

"Kemudian berkatalah raja: "Tidak adakah lagi orang yang tinggal dari keluarga Saul? Aku hendak menunjukkan kepadanya kasih yang dari Allah." Lalu berkatalah Ziba kepada raja: "Masih ada seorang anak laki-laki Yonatan, yang cacat kakinya."

 

Bacaan Alkitab Setahun : Mazmur 102; Lukas 14; Yosua 15-16

Dendam kesumat mempunyai arti sebuah dendam yang teramat dalam sehingga menimbulkan kebencian dan rasa ingin membalas kembali kepada seseorang yang menyakiti kita, sehingga kita dapat terpuaskan. Banyak juga yang melakukan balas dendam melalui kutukan, hujatan ataupun mendoakan keburukan bagi seseorang.

Bahkan tidak tertutup kemungkinan bahwa masih banyak diantara anak-anak Tuhan yang melakukan hal tersebut, mendoakan kejatuhan bagi orang lain yang telah menyakiti kita, layaknya meminta Tuhan untuk menjadi pembalas atas rasa sakit hati dan dendam kesumat yang kita alami.

Jika hari ini dendam kesumat sedang meliputi Anda, silahkan memahami lagi sikap Daud yang memilih untuk tidak mendendam dan tetap menyatakan kasih tanpa tergantung oleh situasi, kondisi atau pengalaman masa lalu, terutama terhadap Saul yang membenci dan sudah membuat hidupnya sulit.

Bahkan ketika Saul tewas di medan perang dan Daud menjadi raja, dirinya tidak melakukan balas dendam kepada keluarga Saul yang masih hidup. Justru, cucu Saul, Mefiboset yang cacat dan terbuang pun ia panggil untuk tinggal bersamanya bahkan diberi hak untuk makan satu meja dengannya.

Daud hanya ingin menunjukan imannya bahwa kasih dari Allah demikian besar untuk memberkati sesama. Orang yang mendendam artinya sama dengan tidak mengenal Allah. Firman Tuhan berkata "Barangsiapa tidak mengasihi, ia tidak mengenal Allah, sebab Allah adalah kasih." (1 Yohanes 4:8).

Dan kasih tanpa pamrih seperti halnya Tuhan mengasihi kita ini sudah selayaknya diberikan kepada siapapun, termasuk kepada musuh yang sudah berlaku sangat jahat kepada kita. Tidak ada alasan bagi kita untuk menolak memberikan bentuk kasih seperti ini, karena sesungguhnya Allah sendiri sudah mendemonstrasikannya kepada kita.

Apakah kita masih lebih senang memupuk kebencian dan menunggu saat yang tepat untuk melakukan pembalasan atau mau mulai belajar untuk mengampuni dan mengasihi.

Ikuti Kami