Rindu Seorang Murid, Kasih Seorang Guru
Kalangan Sendiri

Rindu Seorang Murid, Kasih Seorang Guru

Puji Astuti Official Writer
      5469

Yohanes 21:7

Ketika Petrus mendengar, bahwa itu adalah Tuhan, maka ia mengenakan pakaiannya, sebab ia tidak berpakaian, lalu terjun ke dalam danau.

Bacaan Alkitab Setahun : Mazmur 124; 1 Korintus 13; 1 Samuel 14-15

Pernah melihat anak ayam kehilangan induknya? Ia akan berjalan ke sana ke mari dengan langkah lunglai sambil memanggil-manggil induknya. Harapannya seperti hilang. Tapi saat induknya mulai terlihat di kejauhan, ia akan bergegas berlari sambil mencondongkan kepalanya ke depan dengan sedikit merentangkan sayapnya menuju induknya itu.

Rasa sedih dan patah semangat setelah kematian Tuhan Yesus membuat Petrus memutuskan kembali menjadi seorang nelayan. Murid-murid yang lain juga mengikuti langkahnya. Setelah dari malam sampai siang tidak mendapatkan ikan, mereka kembali ke tepi. Seseorang di tepi danau memerintahkan mereka untuk menebar jala di sebelah kanan perahu. Ikan yang terjaring banyak sekali sampai mereka tidak kuat menarik jala. Mereka pun tersadar kalau orang itu adalah Tuhan Yesus sendiri. Tahu kalau itu Tuhan Yesus, Petrus segera memakai pakaiannya dan menceburkan diri ke air supaya bisa secepatnya bertemu Tuhan Yesus. Reaksi Petrus benar-benar spontan karena ia sangat rindu bertemu lagi dengan guru yang ia cintai. Semangatnya yang redup telah kembali cemerlang saat melihat Tuhan yang benar-benar bangkit.

Tuhan Yesus memahami perasaan para murid. Karena itu Dia tidak langsung meninggalkan mereka begitu saja ke sorga. Tuhan Yesus mengerti bahwa para murid perlu diteguhkan kembali dengan mengunjungi mereka lagi sebelum Ia memutuskan untuk naik ke Sorga. Pemulihan semangat dan peneguhan ini membawa Petrus menjadi seorang murid yang setia dan luar biasa dalam pemberitaan kabar keselamatan selanjutnya. Hidupnya pun berakhir dalam kesetiaan hampir mirip dengan sang Guru; disalib dengan kepala di bawah.

Tuhan akan selalu memahami kerinduan kita kepadaNya. Dia juga selalu mengerti kerinduan kita yang hidup mengupayakan pemberitaan Injil sesuai kehendakNya. Dalam memberitakan kabar sukacita pasti ada banyak kendala yang bisa memupuskan semangat kita. Tapi penyertaan dan peneguhanNya akan menguatkan kita di saat-saat kita ingin menyerah dari tugas mulia itu. [Gih]

“Kehadiran Tuhan Yesus adalah angin surga di saat semua jerih payah kita terasa sia-sia.”

Ikuti Kami