Selamat pagi, saudara-saudari yang terkasih dalam Kristus. Di hari ketiga puluh tiga dari refleksi kita, kita dipanggil untuk mengingat pentingnya melayani orang lain sebagai bentuk melayani Allah: Saya melayani Allah pada saat saya melayani orang lain.
Ayat Renungan: Matius 10:42 - "Dan barangsiapa memberi air sejuk secangkir sajapun kepada salah seorang yang kecil ini, karena ia murid-Ku, Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya ia tidak akan kehilangan upahnya dari padanya."
Ayat ini menekankan bahwa bahkan tindakan pelayanan yang tampaknya kecil sekalipun, jika dilakukan dengan kasih karena Kristus, adalah berharga di mata Allah dan tidak akan luput dari upah-Nya.
Pertanyaan Renungan: Apakah kepekaan terhadap kebutuhan orang lain dan kecenderungan untuk berhenti melayani saat anda merasa kecewa adalah tantangan terbesar Anda?
Jika Anda menjawab “ya” untuk pertanyaan renungan maka berikut adalah beberapa saran untuk mengatasi tantangan-tantangan ini:
Meningkatkan Kepekaan
• Jadwalkan Waktu untuk Observasi: Cobalah untuk secara sengaja mengambil waktu dalam hari Anda untuk mengamati dan memperhatikan orang-orang di sekitar Anda. Ini bisa dilakukan melalui kegiatan seperti berjalan santai di lingkungan kerja atau komunitas Anda, dengan tujuan untuk melihat dan mendengar kebutuhan yang mungkin tidak Anda perhatikan sebelumnya.
• Aktif Mendengarkan: Ketika berinteraksi dengan orang lain, praktikkan mendengarkan secara aktif. Ini berarti fokus penuh pada pembicara, bukan hanya menunggu giliran untuk berbicara, tetapi benar-benar mendengarkan dan memproses apa yang mereka katakan.
Menangani Kekecewaan
• Refleksi dan Dialog: Ketika perasaan kecewa muncul, luangkan waktu untuk merenungkan sumber kekecewaannya. Berbicaralah dengan seorang mentor atau teman dekat tentang perasaan ini untuk mendapatkan perspektif dan nasihat.
• Ingatlah Mengapa Anda Melayani: Kembali ke dasar mengapa Anda memilih untuk melayani. Mengingat tujuan dan panggilan Anda dapat membantu memperbaharui komitmen Anda meskipun menghadapi rasa kecewa.
• Pengelolaan Emosi: Kembangkan strategi untuk mengelola emosi negatif. Ini bisa meliputi kegiatan seperti doa, meditasi, olahraga, atau jurnalisme, yang semuanya dapat membantu Anda memproses emosi Anda dengan cara yang sehat.
Saudara-saudari yang terkasih, menjadi hamba sejati memang bukan tanpa tantangannya, tetapi dengan upaya sadar dan bantuan dari Roh Kudus, kita dapat terus tumbuh dan berkembang dalam peran ini. Semoga Allah memberi Anda kekuatan dan hikmat untuk mengatasi tantangan ini dan melanjutkan pelayanan Anda dengan semangat dan dedikasi yang diperbarui.
© Nely Hergendi, diinspirasi dari buku The Purpose of Driven Life