Fearless Faith Seri 3: Kepercayaan Tanpa Syarat dan Bagaimana Menerapkannya
Ayat Renungan:
1 Yohanes 4: 7-12, "Saudara-saudaraku yang kekasih, marilah kita saling mengasihi, sebab kasih itu berasal dari Allah; dan setiap orang yang mengasihi, lahir dari Allah dan mengenal Allah. Barangsiapa tidak mengasihi, ia tidak mengenal Allah, sebab Allah adalah kasih. Dalam hal inilah kasih Allah dinyatakan di tengah-tengah kita, yaitu bahwa Allah telah mengutus Anak-Nya yang tunggal ke dalam dunia, supaya kita hidup oleh-Nya. Inilah kasih itu: Bukan kita yang telah mengasihi Allah, tetapi Allah yang telah mengasihi kita dan yang telah mengutus Anak-Nya sebagai pendamaian bagi dosa-dosa kita. Saudara-saudaraku yang kekasih, jikalau Allah sedemikian mengasihi kita, maka haruslah kita juga saling mengasihi. Tidak ada seorang pun yang pernah melihat Allah. Jika kita saling mengasihi, Allah tetap di dalam kita, dan kasih-Nya sempurna di dalam kita."
Matius 22:39, "Dan hukum yang kedua, yang sama dengan itu, ialah: Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri."
Penghapusan prasangka dan stereotip adalah suatu tindakan yang dapat membangun kepercayaan tanpa syarat pada sesama. Saya pernah mengalami suatu kejadian dimana saya terjebak dalam prasangka dan stereotip terhadap seseorang yang saya anggap berbeda dengan saya. Saya selalu memandangnya dari sudut pandang yang negatif, bahkan tanpa pernah mengenalnya lebih dekat.
Namun, suatu hari, saya diberi kesempatan untuk bekerja sama dengan orang tersebut dalam suatu proyek. Seiring berjalannya waktu, saya mulai memahami bahwa dia sebenarnya sangat baik dan cerdas. Dia juga memiliki pemikiran yang segar dan berbeda, yang dapat membantu memperkaya proyek kami. Saya menyadari bahwa prasangka dan stereotip saya sebelumnya benar-benar salah, dan saya merasa bersalah karena pernah menilai dia tanpa alasan yang tepat.
Pengalaman tersebut mengajarkan saya untuk tidak memandang sesama dari sudut pandang yang sempit dan prasangka. Kita harus belajar untuk mengenal setiap individu secara pribadi, dan memberikan kesempatan pada mereka untuk membuktikan diri mereka. Hanya dengan memahami dan menghargai perbedaan satu sama lain, kita dapat menciptakan hubungan yang harmonis.
Kita harus belajar untuk melepaskan prasangka dan stereotip yang kita miliki, dan membuka hati serta pikiran untuk memahami setiap individu tanpa memandang latar belakang, status, atau keadaannya. Alkitab mengajarkan kita untuk saling mencintai dan mendukung satu sama lain, tanpa memandang latar belakang atau kondisi sosial (1 Yohanes 4:7-12). Dalam melakukan hal ini, kita menghormati kehendak Allah dan menciptakan masyarakat yang lebih inklusif dan harmonis, yang membawa kemuliaan bagi Tuhan.
Action: Apakah ada seseorang yang Anda berprasangka buruk kepadanya? Doakanlah dia dan mulai memandang dia seperti Tuhan memandang dia.
Ayat Hafalan: Yakobus 2:17, Demikian juga halnya dengan iman: Jika iman itu tidak disertai perbuatan, maka iman itu pada hakekatnya adalah mati.
Hak cipta @Nely Hergendi