Saatnya Bertindak Radikal Saat Terjerat Dosa
Kalangan Sendiri

Saatnya Bertindak Radikal Saat Terjerat Dosa

Lori Official Writer
      3154

Matius 5: 30

Dan jika tanganmu yang kanan menyesatkan engkau, penggallah dan buanglah itu, karena lebih baik bagimu jika satu dari anggota tubuhmu binasa dari pada tubuhmu dengan utuh masuk neraka.

 

 

Bacaan Alkitab Setahun: Mazmur 84; Lukas 5; Yeremia 16-17

Adegan mengerikan saat Aron Ralston mengamputasi lengannya dalam film 127 hours menggambarkan perjuangan pemanjat tebing tersebut melakukan ekspedisinya di tahun 2003 yang hampir merenggut nyawanya. 

Saat saya menyaksikan adegan itu baru-baru ini, saya diingatkan tentang kebenaran rohani yang membuat sebagian besar orang Kristen meringis, termasuk saya.

Aron, pemanjat tebing berusia 27 tahun itu sudah membawa cukup makanan dan air untuk kebutuhannya. Dia mendaki sendirian di sebuah tebing terpencil yang dulunya adalah tempat persembunyian para penjahat Butch Cassidy dan Sundance Kid.

Dia melakukan ekspedisi tersebut di suatu hari yang sangat baik. Dia berada sekitar tujuh puluh kaki di atas dasar tebing, memanjat di celah sempit yang lebarnya hanya beberapa kaki. Tanpa menyadari sesuatu akan terjadi, sebuah batu besar di atasnya terjatuh dan meluncur ke arahnya. Dalam hitungan detik, lengan kanan Aron terjepit ke dinding tebing. Tangannya hancur – tangan yang merupakan aset paling berharga baginya.

Dia pun terjebak dalam kondisi itu selama lima hari kemudian. Dia mencoba berbagai cara untuk melepaskan lengan tersebut, namun tetap saja gagal. Bahkan dia mencoba untuk menghancurkan batu tersebut dengan pisau saku, namun hanya membuatnya sedikit hancur saja. Dia bahkan memasang sistem katrol untuk menggeser baru itu dalam waktu yang cukup lama, namun tetap saja tidak membuahkan hasil.

Hingga akhirnya dia mengambil keputusan yang sangat ekstrim. Dia memilih untuk memotong lengannya yang patah dengan pisau saku yang sudah kotor, melepaskan lengan itu dan memakai tali untuk mengangkatnya dari tebing itu. Rencana itupun berhasil dan membuatnya selamat. Meski risikonya dia harus kehilangan lengannya.

 

Baca Juga: 

Berani Hidup Benar Meski yang Lain Memilih Dikuasai Dosa

Dosa Menawarkan Sedikit Kelegaan, Namun Kebebasan Sejati Hanya Ada Pada Yesus

 

 

Dalam buku berjudul Between a Rock and a Hard Place, Aron menjelaskan bahwa saat itu dia merasa seperti sedang berada dalam kondisi autopilot khususnya ketika dia mencoba mengamputasi lengannya. Saat dia berhasil melakukannya, dia keluar dari dinding tebing dan meninggalkan jejak darah. 

Dia bahkan berjalan dengan terhuyung-huyung menuju truk yang dia parkir bermil-mil jauhnya. Untungnya, dia bertemu dengan dua pejalan kaki yang segera menghubungi helikopter penyelamat. 

Tindakan Aron mengamputasi tangannya sendiri adalah tindakan yang sangat radikal, karena itu satu-satunya cara yang masuk akal untuk menyelamatkan nyawanya. Tindakan itulah yang membawanya bisa kembali berkumpul dengan orang-orang yang dia kasihi.

Orang Kristen dipanggil untuk menyikapi dosa dengan cara yang sama. Alkitab tidak menawarkan pendekatan yang biasa-biasa saja, hidup dan jalani saja. Dosa adalah musuh yang paling mematikan. Kita diberi dua pilihan yaitu membunuhnya atau dibunuh olehnya. 

Yesus berbicara tentang kapan kita harus bertindak radikal untuk iman kita dalam Matius 5: 30. Demikian katanya, “Dan jika tanganmu yang kanan menyesatkan engkau, penggallah dan buanglah itu, karena lebih baik bagimu jika satu dari anggota tubuhmu binasa dari pada tubuhmu dengan utuh masuk neraka.”

Sementara Yesus tidak berbicara secara harafiah tentang amputasi fisik. Dia menyampaikan bahwa dosa yang tidak ditindak secara radikal akan menghasilkan efek yang mematikan. Sementara bertindak radikal terhadap dosa memang akan menimbulkan rasa sakit dan kehilangan. Tetapi kita memang harus membunuh dosa dengan radikal. Karena hidup kita ditentukan oleh bagaimana kita menghadapi dosa. Cara seseorang menghadapi dosa menunjukkan apa yang dia sukai.

Jika Aron Ralston menyerah dan diam saja meratapi keadaannya di dalam tebing itu, dia pasti sudah mati. Tetapi dia memilih untuk bertindak radikal; memotong lengannya yang terjebit diantara batu dan merangak keluar dari dalam tebing demi menyelamatkan hidupnya.

Ini bukan berarti bahwa kita bisa menyelamatkan diri kita sendiri tanpa Tuhan. Tetapi bagaimana kita menghadapi dosa setelah kita memilih untuk hidup di dalam kebenaran-Nya. 

Cara kita menghadapi dosa membuktikan seberapa berharganya anugerah keselamatan yang sudah kita terima. Atau apakah kita lebih memilih dunia atau Kristus?

Kolose 3: 5 berkata, “Karena itu matikanlah dalam dirimu segala sesuatu yang duniawi, yaitu percabulan, kenajisan, hawa nafsu, nafsu jahat dan juga keserakahan, yang sama dengan penyembahan berhala…”

Dunia mungkin menyuruh kita menertawakan dosa, mengkompromikannya dan membiarkannya dan meyakinkan kita bahwa tindakan berdosa kita bukanlah penyembahan berhala. Tetapi Tuhan mengatakan hal sebaliknya.

Hari ini apakah Anda bersedia bertindak radikal terhadap dosa Anda? Apakah Anda siap membunuh dosa yang menjerat hidup Anda?

 

Hak cipta Alex Crain, disadur dari Crosswalk.com

 


 

Kamu diberkati dengan renungan harian kami? Mari dukung kami untuk terus memberkati lebih banyak orang melalui konten-konten terbaik di website ini.

Yuk bergabung jadi mitra Jawaban.com hari ini.

 

DAFTAR

Ikuti Kami