Yohanes 8: 32
dan kamu akan mengetahui kebenaran, dan kebenaran itu akan memerdekakan kamu.
Bacaan Alkitab Setahun: Mazmur 48; Titus 2; Yesaya 49-50
Firman Tuhan menyampaikan bahwa manusia diciptakan menurut gambar Allah. Sebagai ciptaan Tuhan yang tertinggi, dalam dijadikan serupa dengan gambar-Nya, manusia diberikan kebebasan.
Tahukah Anda, kebebasan inilah yang menjadi dasar mengapa sebuah bangsa juga harus merdeka. Karena kemerdekaan itu membebaskan kita dari segala tirani maupun perbudakan.
Saat Indonesia dijajah oleh negara lain, tak seorang pemimpin bisa menjalankan pemerintahannya dengan mandiri. Bahkan banyak diantaranya yang dijadikan budak dan pekerja. Kemudian sekelompok pemuda dengan berani berdiri melawan penjajah sampai dalam proses panjangnya, Indonesia akhirnya mengecap kemerdekaan pada 17 Agustus 1945. Saat itu, semua orang merasa bangga dengan kemerdekaan itu.
Lalu bagaimana kita mendefinisikan kemerdekaan atas hidup kita? Apakah kita sudah benar-benar mengalami kemerdekaan seperti saat bangsa kita merebut kemerdekaan dari tangan penjajah?
Sebagai pribadi, biasanya kita akan mengaitkan kemerdekaan tentang hak, impian, status, dan ambisi-ambisi hidup kita. Tapi apakah kemerdekaan kita terletak pada hal-hal tersebut?
Dalam Yohanes 8: 32, Yesus menyampaikan tentang bentuk kemerdekaan yang lebih dalam, kemerdekaan yang berkaitan dengan tubuh, jiwa dan roh kita. Tuhan mau membebaskan kita dari semua bentuk ikatan atau belenggu yang berusaha mencegah kita untuk menjadi seperti apa yang Dia inginkan.
Area pertama yang harus dimerdekakan dalam diri kita adalah pikiran. Pikiran bisa menawan kita dengan segala logikanya yang berbanding terbalik dengan pemikiran Tuhan. Pikiran yang salah bisa membuat kita menjadi tukang kritik, pemberontak dan menempatkan diri sebagai korban atas kondisi dan kehidupan ini.
Karena itulah, kita perlu menemukan kebenaran bukan dari logika kita yang bisa sangat menyesatkan, tetapi dari kebenaran firman Tuhan yang membebaskan.
Kedua, kita perlu dimerdekakan dari praktik-praktik dosa. Kita bisa memulainya dengan pemahaman yang tepat tentang siapa kita di dalam Kristus. Sebagai anak-anak Allah, kita punya kuasa dan janji Ilahi-Nya bahwa ‘Tuhan sudah menyediakan segala sesuatu yang kita perlukan untuk menjalani kehidupan kita (2 Petrus 1: 3-4). Roh Kudus yang ada di dalam kita akan selalu menolong kita untuk lepas dari segala belenggu perbudakan atas dosa.
Ketiga, kita butuh dimerdekakan dari ikatan emosional. Salah satu tanda ikatan emosional adalah ketidakmampuan kita menaklukkan dosa tertentu. Kita mungkin membenci dosa yang kita lakukan tetapi seakan tak berdaya untuk berhenti karena kita tidak menyadari bahwa emosilah yang memicunya. Satu-satunya cara untuk bebas adalah meminta Tuhan untuk menyelidiki hati kita dan menunjukkan kepada kita kebenaran akan siapa kita (Mazmur 139: 23-24).
Apakah Anda bergumul dengan beberapa bentuk ikatan emosional? Itu bisa dalam bentuk ketakutan, kecemasan, rasa tidak mau mengampuni, kepahitan atau kecemburuan. Atau mungkin Anda dibebani oleh perasaan gagal, tidak berharga, ditolak atau merasa tidak aman? Tuhan mau membantu Anda untuk bebas dan mengalami kemerdekaan di dalam Dia. Maukah Anda meminta Dia untuk mengungkapkan dan menyembuhkan setiap area ikatan emosional yang mungkin menghalangi hidup Anda? Sebagai orang yang percaya, Anda sudah diampuni, diterima dan dikasihi.
Menjadi pribadi yang merdeka sama halnya dengan menjadi sebuah negara yang merdeka, kita tidak lagi harus menjadi budak orang lain. Tetapi kita berani mengklaim identitas kita di dalam Kristus dan berjalan dijalan-Nya dan mengalami kebebasan yang sejati.
Hak cipta Jawaban.com, dari berbagai sumber.