Efesus 1: 17
dan meminta kepada Allah Tuhan kita Yesus Kristus, yaitu Bapa yang mulia itu, supaya Ia memberikan kepadamu Roh hikmat dan wahyu untuk mengenal Dia dengan benar.
Bacaan Alkitab Setahun: Mazmur 42; 1 Timotius 6; Yesaya 37-38
Ayah saya membesarkan saya untuk tidak pernah berkata menyerah. Baru-baru ini dia membuktikan kata-kata itu. Katanya, “Turun dua kali dengan dua out di paruh pertama babak kesembilan bukanlah waktu untuk berhenti. Banyak pertandingan dimenangkan setelah masa-masa kritis. Karena ketekunan akan membayar harganya.”
Tapi suatu kali, dia seakan menyesali perkataan itu saat kami sedang liburan. Saya mulai merengek, “Ayah, bisakah aku membeli barang yang lain?” Dia justru membelikannya segera saat saya mulai meregek.
Saya dan suami saya memiliki satu anak yang sering kami sebut dengan ‘si janda yang gigih’. Kenapa? Karena bahkan di usia 20, dia yang selalu bertanya, bertanya dan bertanya dan berharap dia akan mendapatkan semua hal yang dia cari.
Secara karakter, ini adalah tindakan yang baik karena menunjukkan keberanian yang kuat. Tetapi di beberapa kesempatan, kami harus berkata ‘cukup’. Dan dia akan berhenti bertanya.
Bagi orang-orang yang berada di bawah pengaruh kita, adalah bijak untuk mengajarkan prinsip alkitabiah dengan berani berkata ‘Ya jika Ya’ dan ‘Tidak jika Tidak’ (Yakobus 5: 12). Jika kita melanggar hal ini, kita hanya akan mengurangi rasa hormat dari orang di bawah pengaruh kita.
Baca Juga: Rasa Takut Menyingkir Saat Andalkan Doa
Tapi dalam Alkitab, Tuhan mengingatkan kita bahwa meminta dengan desakan justru digambarkan sebagai bentuk keberanian.
“Yesus mengatakan suatu perumpamaan kepada mereka untuk menegaskan, bahwa mereka harus selalu berdoa dengan tidak jemu-jemu...namun karena janda ini menyusahkan aku, baiklah aku membenarkan dia, supaya jangan terus saja ia datang dan akhirnya menyerang aku.” (Lukas 18: 1, 5)
Saat kita memikul beban tertentu, saat kita mendesak keadilan, atau membutuhkan keselamatan, kebutuhan kita atau kesembuhan, kita harus terus meminta. Karena, Tuhan kita tidak seperti hakim yang tidak adil seperti Lukas 18. Tuhan kita mengasihi dengan sempurna. Dia sepenuhnya adil dan berjanji untuk memberikan jawaban pada waktu-Nya.
Tapi berhati-hatilah. Si iblis akan mengejek doa-doa kita yang terus menerus dengan penuh tawa dan akan memanfaatkan saat-saat putus asa kita. Selama hari-hari dan musim-musim dimana kita menunggu jawaban dari doa kita, musuh akan bertekad untuk membungkam doa-doa kita. Jadi, jangan biarkan dia melakukannya!
Yesaya 62: 7 berkata, “dan janganlah biarkan Dia tinggal tenang, sampai Ia menegakkan Yerusalem dan sampai Ia membuatnya menjadi kemasyhuran di bumi.”
Untuk mengalami kehendak Tuhan atas hidup kita, kita juga dituntut untuk tidak membiarkan istirahat kepada Tuhan akan doa-doa kita. Tuhan pasti akan mendengar jika kita mendesaknya berulang kali.
Baca Juga: Tuhan Memberi Kemenangan Bagi yang Sabar Menunggu
Selama kita mempertahankan iman yang teguh kepada Tuhan dengan sikap memohon, ada tujuan dan kekuatan besar yang terjadi lewat kegigihan dalam doa. Jangan pernah berhenti untuk meminta, bahkan ketika kita belum melihat apapun terjadi atas hidup kita atau sesuatu yang kita doakan. Kegigihan ini tidak hanya akan mengubah hati kita menjadi lebih seperti Kristus, tetapi juga mereka yang kita doaan akan bersyukur dalam hidup mereka.
Di bulan ini, mari terus gigih berdoa bagi bangsa Indonesia yang akan merayakan ulang tahun kemerdekaannya yang ke-76. Mari meminta supaya Tuhan menolong dan memulihkan bangsa ini dari segala tantangan yang dihadapi saat ini.
Hak cipta Mary Albers Felkins, digunakan dengan izin CBN.
Kamu diberkati dengan renungan harian kami? Mari dukung kami untuk terus memberkati lebih banyak orang melalui konten-konten terbaik di website ini.
Yuk bergabung jadi mitra Jawaban.com hari ini.