Cara Mengatasi Ketakutan
Kalangan Sendiri

Cara Mengatasi Ketakutan

Puji Astuti Official Writer
      3617

Mazmur 23:4

Sekalipun aku berjalan dalam lembah kekelaman, aku tidak takut bahaya, sebab Engkau besertaku; gada-Mu dan tongkat-Mu, itulah yang menghibur aku.

Bacaan Alkitab Setahun Mazmur 66; Markus 16; Hosea 13-14

Suatu hari saat saya sedang mengetik di komputer, tiba-tiba layar komputer tidak merespon. Segera saya menghubungi seorang sahabat lewat pesan singkat, “Cindi, tidak tahu kenapa komputerku macet. Ada peringatan yang menyatakan bahwa tidak ada ruang pada disk dan kehabisan memory.”

Sekalipun dari jauh, teman saya ini menyelesaikan masalah yang saya hadapi. “Kadang, hal ini bisa terjadi karena kamu membuka terlalu banyak jendela di layar.”

Duh! Hal itu benar apa yang sedang saya lakukan, saya adalah ratunya multi-tasking, ada banyak jendela yang saya buka dalam satu waktu yang pastinya membuat komputer tersebut kelebihan kapasitas. 

Kenapa kita melakukan hal itu? Dalam kehidupan ini kita juga sering membuka banyak jendela juga - anak kita sering kali melakukan berbagai hal yang kelewatan, dan kita membuka jendela kekuatiran. Kapan mereka bisa belajar dari kesalahannya? 

Masalah keuangan mulai mengintip, jadi kita mulai membuka jendela kegelisahan. Rumah sakit menghubungimu dan menyatakan, “Kami menemukan sesuatu yang tidak normal dalam pemeriksaan yang lalu.” Kemudian kita membuka jendela ketakutan. Pasangan kita masih saja tidak bisa mengerti diri kita, sehingga kita membuka jendela kemarahan. 

Lalu yang terjadi adalah kehidupan kita macet, tidak bergerak, dan tidak ada sukacita. Folder di mana kedamaian berada tidak bisa kita akses dan folder keamanan ternyata kosong. 

Saya pernah mengalaminya dan kondisi itu sangat buruk, Anda tidak bisa merasakan percaya diri, rasa aman dan harapan. Karena tidak bisa menghadapi tragedi yang tidak terduga, aku mengisi ruang hatiku dengan rasa duka dan kesedihan. Pada usia 31 tahun, aku kehilangan penglihatan, secara cepat, keseluruhan dan tanpa harapan untuk mengalami pemulihan. 

Lalu aku bukan hanya membuka jendela, tapi pintu mengasihani diri. Mengapa aku? Aku bertanya berkali-kali. Angin kegelisahan dan rasa takut bertiup ke jiwaku. Apa yang kulakukan jika buta, aku tak bisa merawat putra-putraku yang berusia 3,5, dan 7 tahun? Dimana aku bisa mencari bantuan, yang bisa menjawab pertanyaanku,dan menghiburku? Bagaimana aku bisa menenangkan ketakutanku yang terus mendera?

Dalam kondisi itu, seperti temanku Cindi, Yesus dengan lembut datang menyelamatkanku. Dia mengingatkanku dan menunjukkan kepadaku rasa takut yang berbeda, rasa takut yang membawa kepada penghiburan yang sempurna: 

Alangkah limpahnya kebaikan-Mu yang telah Kau simpan bagi orang yang takut akan Engkau, yang telah Kau lakukan bagi orang yang berlindung pada-Mu, di hadapan manusia! (Mazmur 31:20)

Dan ketika berada dalam perlindungan-Nya, jendela-jendela perasaan negatif itu ditutup. Sebaliknya, pintu hikmat terbuka. Ada tiga kebenaran yang bisa mengusir rasa takut:

  • Tuhan semesta alam memperhatikan kehidupan kita. Dia mau mendengarkan kita dan siap memberikan petunjuk dalam kegelapan hidup yang kita alami. 

  • Dia akan membantu kita, memberikan kekuatan, dan bahkan memberikan kehidupan yang baru untuk kita. 

  • Dia pasti menggenapi janji-Nya ini:

Jika aku berada dalam kesesakan, Engkau mempertahankan hidupku; terhadap amarah musuhku Engkau mengulurkan tangan-Mu, dan tangan kanan-Mu menyelamatkan aku. (Mazmur 138:7)

Bapa, ditengah ketakutan yang membuatku sangat stres, betapa membahagiakan mengetahui bahwa Engkau, dengan kuasa-Mu yang dasyat, akan membawaku melewati semua perasaan yang menakutkan itu. Ajar aku untuk percaya kepada-Mu, pada waktu-Mu dan dengan cara-Mu. Karena Engkau, aku memutuskan untuk menutup semua jendela emosi negatifku sehingga aku bisa bebas dari semua rasa takutku. Amin. Di dalam nama  Yesus. Amin. 

Kamu sedang dalam pergumulan dan butuh dukungan doa? Klik link dibawah ini untuk terhubung dengan tim doa kami https://bit.ly/InginDidoakan

Kamu butuh teman curhat dan membutuhkan pertolongan Tuhan? Klik link dibawah ini untuk konseling dengan konselor kami http://bit.ly/inginKonseling

Hak Cipta © 2014, Janet Perez Eckles. Digunakan dengan izin.

Ikuti Kami